- Bupati H Anwar Sadat Menerima Audiensi dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jambi
- Bupati Tanjab Barat Inspektur Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025
- Pemkab Tanjab Barat Memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) tahun 2025
- OJK dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025
- Perkuat Sinergi, Ketua SMSI Provinsi Jambi Sambut Kunjungan Silaturahmi Kakanwil HAM
- Peringati May Day 2025, Pemkab Tanjab Barat Komitmen Tingkatkan Perlindungan Pekerja
- Semarak May Day dengan Layanan Langsung dan Senam Sehat Bersama Pekerja
- Industri Jasa Keuangan Jambi Tumbuh Positif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- Gubernur Al Haris Boyong Bupati/Wali Kota Audiensi dengan Menhub, Bahas Pengembangan Transportasi
- OJK Dorong Penggunaan Kecerdasan Artifisial di Sektor Perbankan secara Bertanggung Jawab
Akselerasi Capaian UHC, BPJS Kesehatan Luncurkan Program Pesiar

Keterangan Gambar : Akselerasi Capaian UHC, BPJS Kesehatan Luncurkan Program Pesiar/f-yen
Mediajambi.com– BPJS Kesehatan resmi meluncurkan program
Petakan, Sisir, Advokasi dan Registrasi (PESIAR). Program tersebut dihadirkan
untuk mengakselerasi proses rekrutmen peserta dan meningkatkan keterlibatan
aktif dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti menjelaskan,
Program PESIAR ini dilakukan dengan melibatkan perangkat daerah setempat, guna
mencapai target minimal 98% penduduk sebagai peserta JKN sesuai dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2024.
Ghufron menyebut, capaian Universal Health Coverage (UHC)
melalui Program JKN selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau
Sustainable Development Goals (SDGs) Desa, dimana satu SDGs Desa yaitu Desa
Peduli Kesehatan yang memiliki 15 program prioritas, salah satunya yaitu BPJS
Kesehatan mencapai 100% cakupan penduduk desa sebagai peserta JKN.
“Program Pesiar
tersebut juga dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut dari Instruksi Presiden
Nomor 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program JKN yang
menginstruksikan kepada 30 kementerian/lembaga termasuk bupati/walikota untuk
mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan
kewenangannya masing-masing,” jelas Ghufron.
Selaras dengan hal tersebut, BPJS Kesehatan telah bersinergi
dengan Kemenko PMK, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi (PDTT) dan Kementerian Dalam Negeri untuk memperluas dan
meningkatkan partisipasi peserta JKN hingga di tingkat desa dan kelurahan melalui
kegiatan Pesiar.
Selain itu, Kementerian Desa dan PDTT juga telah menerbitkan
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 8
Tahun 2022 yang menginstruksikan penggunaan Dana Desa untuk kegiatan advokasi,
sosialisasi, dan edukasi terkait Program JKN di masyarakat desa.
“Nantinya, proses
pemetaan ini akan dibantu oleh Agen Pesiar yang ditunjuk oleh Pemerintah Desa
untuk melakukan pemetaan data penduduk di desa tertentu, penyisiran wilayah
berdasarkan hasil pemetaan, serta kegiatan advokasi dan sosialisasi yang
melibatkan aparat desa. Setelah itu, hasil dari advokasi akan dijadikan dasar
untuk pendaftaran peserta JKN,” tambah Ghufron.
Sebelumnya, BPJS Kesehatan juga telah menjalankan pilot
project di 126 desa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Meski terdapat
tantangan, namun Ghufron optimis dengan adanya dukungan dari seluruh pihak,
Program Pesiar mampu mendorong percepatan capaian UHC demi memberikan
perlindungan kesehatan seluruh penduduk di tingkat desa.
Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan Penandatanganan
MoU antara BPJS Kesehatan dengan Kementerian Desa dan PDTT, Penandatanganan
Perjanjian Kerja Bersama antara BPJS Kesehatan dengan Dirjen Pembangunan Desa
dan Perdesaan-Kemendes PDTT dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara
BPJS Kesehatan dengan Pemerintah Daerah Jombang.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar menjelaskan anggaran negara telah mengalami
peningkatan 20 persen dan diperuntukkan untuk masalah kesehatan. Menurutnya,
hal ini juga akan memberikan dampak positif kepada penyediaan jaminan sosial di
bidang kesehatan melalui Program JKN.
“Tujuan keikutsertaan
masyarakat dalam BPJS Kesehatan muncul pada SDGs Desa. Artinya, BPJS Kesehatan
harus dapat dimiliki oleh seluruh masyarakat, khsususnya bagi warga desa yang
masih miskin,” ujarnya.
Bupati Jombang, Mundjidah Wahab mengapresiasi atas upaya
yang dilakukan BPJS Kesehatan yang telah menjangkau penduduk di desa untuk
menjadi peserta JKN melalui Program Pesiar. Dirinya menyebut, seluruh jajaran
Pemerintah Daerah Jombang berkomitmen untuk melakukan percepatan jumlah cakupan
kepesertaan Program JKN sesuai dengan yang telah direncanakan pada RPJMN di
tahun 2024.
“Untuk itu, saya
berharap dan berpesan kepada seluruh jajaran pemerintahan kecamatan, kelurahan
serta pemerintah desa agar dapat mendukung penuh dan bersinergi dengan BPJS
Kesehatan agar pencapaian dan keberlanjutan UHC di Indonesia dapat segera
terwujud melalui pendekatan UHC Desa ataupun kelurahan di Kabupaten Jombang,”
sebut Mundjidah.
Pada kesempatan tersebut, turut hadir pula salah satu Agen
Pesiar yang ditugaskan di Desa Losari, Kecamatan Ploso, Sulastri. Sebagai salah
satu Agen Pesiar, Sulastri menyebut Program Pesiar merupakan langkah positif
yang dilakukan BPJS Kesehatan untuk memberikan perlindungan kesehatan kepada
penduduk desa yang belum terjamin dalam Program JKN.
Dirinya yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun Losari
Krajan ini mengaku rutin untuk melakukan pemetaan kepada penduduk desa yang
belum terdaftar ke dalam Program JKN.
“Khusus di Desa
Losari ini ada empat Agen Pesiar. Kami juga saling membantu dalam menjalankan
tugas, ketika melakukan pemetaan, menyisir bagi penduduk yang belum menjadi
peserta, kemudian mengadvokasi hingga melakukan pendaftaran. Meski saya
ditugaskan di Desa Losari, tak banyak juga saya ikut membantu melakukan
pendaftaran penduduk yang berada di desa lain seperti dari Lamongan, Malang
bahkan Kediri,” kata Sulastri.
Dirinya mengakui dalam mengemban tugasnya, tak sedikit juga
ia mendapatkan penolakan. Namun, ia tidak bosan memberikan pemahaman kepada
penduduk desa bahwa Program JKN bisa menjadi alat untuk berobat tanpa
mengeluarkan biaya sedikitpun.
Dengan manfaat yang dihadirkan, dirinya juga berharap agar
Program JKN terus berkelanjutan sehingga bisa terus memfasilitasi masyarakat
untuk mendapatkan akses layanan kesehatan yang kian optimal. (*)