- Semarak May Day dengan Layanan Langsung dan Senam Sehat Bersama Pekerja
- Industri Jasa Keuangan Jambi Tumbuh Positif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- Gubernur Al Haris Boyong Bupati/Wali Kota Audiensi dengan Menhub, Bahas Pengembangan Transportasi
- OJK Dorong Penggunaan Kecerdasan Artifisial di Sektor Perbankan secara Bertanggung Jawab
- Bibit Sawit Unggul Topaz 1 Berbuah Orange, Terbukti Sejahterakan dan digemari Petani
- Hadiri Rakortek Perumahan Pedesaan, Gubernur Al Haris Tegaskan Komitmen Dukung Program Tiga Juta Rumah
- Berkolaborasi Melindungi Ribuan Pekerja Rentan Melalui Program Kampung Bahagia
- Tingkatkan Kolaborasi dan Sinergi, SKK Migas – KKKS Sumbagsel Gelar Event Lifting Olympic
- Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR RI, Gubernur Al Haris Soroti Minimnya Kewenangan Daerah dalam Sektor Minerba
- Gubernur Jambi Al Haris Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR
Benarkah Nasi Bisa Membuat Perut Menjadi Buncit?

Keterangan Gambar : Benarkah Nasi Bisa Membuat Perut Menjadi Buncit?
Mediajambi.com - Benarkah kelebihan berat badan atau
kegemukan diakibatkan oleh terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak
tinggi? Mungkin pertanyaaan ini sering menjadi topik perbincangan diantara
kita.
Pembentukan lemak baru di dalam tubuh membutuhkan waktu yang
relatif tidak sebentar. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi bagi tubuh,
ketika tubuh kekurangan energi atau kalori, maka molekul lemak akan dipecah
menjadi gliserol (sumber tenaga).
Ada tiga jenis makro nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh,
yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Karbo berfungsi sebagai sumber tenaga.
Mudah kita dapatkan dalam makanan sehari-hari seperti nasi, kentang, jagung,
sayur-sayuran, dan berbagai makanan yang berasal dari olahan tepung terigu
seperti roti, kue, bakso, kerupuk, keripik, dan sebagainya.
Perbandingan Kalori
Masuk dan Keluar Secara Umum
1 gram karbo memiliki rata-rata energi sebesar 4 kkal,
sementara itu sepiring nasi mengandung 200 kkal. Masyarakat Indonesia memiliki
kebiasaan makan nasi tiga kali sehari, sehingga energi yang didapatkan dari
nasi saja dalam sehari bisa mencapai 600 kkal. Belum lagi energi yang
didapatkan dari lauk pauk, sayuran, dan dari lemak olahan seperti minyak sawit
atau minyak sayur yang mengandung kalori yang sangat tinggi.
Energi yang kita butuhkan untuk berjalan kaki selama 1 jam
adalah 298 kkal, untuk menghabiskan energi nasi saja dibutuhkan aktifitas
berjalan kaki minimal 2 jam sehari. Pertanyaaannya apakah saat ini kita sudah
terbiasa beraktifitas/olahraga jalan kaki setiap hari? Bahkan kecenderungan
saat ini, manusia semakin sedikit bergerak karena banyaknya bantuan teknologi
dalam kehidupan sehari-hari.
Kita bisa melihat bagaimana perbandingan jumlah kalori yang
masuk ke dalam tubuh dengan jumlah kalori yang keluar. Kecenderungannya adalah
kalori yang masuk lebih besar dan terjadi dalam waktu singkat, sementara kalori
yang keluar jumlahnya sedikit karena aktifitas fisik yang rendah.
Bagaimana Proses
Karbohidrat Berubah Menjadi Lemak?
Ketika mengkonsumsi makanan mengandung karbohidrat, maka
tubuh akan mengubahnya menjadi gula. Akibatnya kadar gula di dalam darah
meningkat. Ketika kadar gula darah meningkat, maka tubuh akan merilis hormon
insulin melalui pangkreas untuk mengambil kelebihan gula di dalam darah.
Kelebihan gula darah ini selanjutkan akan dibawa ke tempat penyimpanannya yaitu
di hati dan otot.
Namun kapasitas hati menampung gula terbatas, begitu pun
otot karena tidak dilatih. Pada dasarnya otot adalah tempat pembuangan gula terbesar
di dalam tubuh dimana kapasitas penyimpanan dan pembakaran gulanya bisa
diperbesar dengan cara melatih otot agar kencang dan bertambah massanya. Otot
bisa dibentuk melalui latihan beban atau resistance training setiap hari
minimal 15 sampai 30 menit.
Karena kapasitas otot dan hati terbatas, maka pada akhirnya
kelebihan gula ini akan disimpan di dalam sel lemak, inilah yang disebut dengan
pembentukan lemak baru atau disebut De Novo Lipogenesis. Jika kelebihan kalori
terjadi terus menerus maka lemak akan menumpuk sehingga terjadilah kegemukan
dengan berbagai kategori mulai dari kategori overweight sampai dengan obesitas.
Jadi penyebab kegemukan pada umumnya adalah karena asupan
karbohidrat yang berlebihan setiap hari, ditambah lagi dengan makanan berminyak.
Makanan yang digoreng tidak dianjurkan dikonsumsi terlalu sering karena
kandungan kalorinya yang tinggi.
Dalam berat yang sama, lemak memiliki kalori 2,5 kali lebih
tinggi dari pada karbohidrat.
Mengapa Kelebihan Lemak Menjadi Penyebab Berbagai Kesakitan
Tubuh?
Lemak berlebih adalah sumber masalah bagi kesehatan
khususnya pada sistem metabolisme tubuh. Kelebihan lemak dalam waktu yang lama
mengakibatkan terjadinya resistensi insulin penyebab diabetes tipe 2. Sel-sel
tubuh tidak sensitif lagi dan menolak kehadiran insulin sehingga kadar gula
darah tidak bisa diturunkan/dinormalkan kembali oleh insulin.
Lemak tinggi juga mengganggu organ dalam tubuh dikenal
dengan visceral fat, yaitu lemak yang berada disekitar organ-organ dalam perut
seperti hati, lambung, usus, pankreas. Lemak ini akan mengganggu sistem kerja
organ. Lemak bisa mengakibatkan penyempitan pembuluh darah di jantung
menyebabkan serangan jantung, atau pembuluh darah di otak mengakibatkan stroke.
Penyempitan pembuluh darah juga bisa mengakibatkan hipertensi.
Solusi
Yuk mulai melakukan pola hidup sehat dari sekarang! Berat
badan ideal menjadi indikator awal untuk tubuh yang sehat. Mari atur jadwal
makan melalui puasa intermitten, pilih makanan baik jumlah dan cara
penyajiannya, serta mulai berlatih pengencangan otot rangka.(***)