- Pj Walikota Jambi Sidak ASN Usai Libur Lebaran
- Dua Kelompok Pemuda Tawuran Bawa Clurit dan Lempar Petasan di Belakang Rumdis Gubernur Jambi
- Timnas Indonesia U-23 Kalah Melawan Qatar di Doha
- Hari Pertama Masuk Kerja, Gubernur Al Haris Gelar Halal Bihalal dengan Ratusan Pegawai Pemprov Jambi
- Sri Purwaningsih, Menyampaikan Pesan Persatuan dan Kebajikan dalam Hari Raya Idul Fitri
- Sri Purwaningsih Melepas Rangkaian Kendaraan Hias Takbiran Keliling Idul Fitri 2024
- Edi Purwanto: Momentum Idul Fitri 1445 H Jadikan Kita Untuk Terus Disiplin Jaga Lisan, dan Perilaku
- Pj Walikota Jambi Tinjau Arus Mudik Lebaran di Terminal dan Pos Pengamanan
- Rayakan Idul Fitri ; Pemkot Jambi Akan Gelar Pawai Takbir Keliling Mobil Hias
- Pemkot Jambi Akan Gelar Salat Idul Fitri 1445 Hijriah di Lapangan Utama Balaikota
Dampak Corona Purwandi Gantung Kamera Beralih Menjadi Petani Sayur
Keterangan Gambar : Purwandi fotografer acara pernikahan terpaksa menggantung kameranya dan beralih menjadi petani sayur organik.
PANDEMIC Covid 19 sangat berdampak bagi kehidupan banyak orang, termasuk Purwandi (41). Seorang fotografer acara pernikahan terpaksa menggantung kameranya dan beralih menjadi petani sayur organik.
Sejak Corona melanda, usaha fotonya kehilangan job. Nyaris tidak adanya resepsi pernikahan maupun wisuda, memaksanya untuk memilih usaha berkebun demi memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Saat dijumpai Mediajambi.com, Jum,at (13/11/220) Purwadi kini setiap sore sibuk menyiram tanaman Sawi Pokcoy dan Sawi Bunga. Di tangannya, tanaman itu terlihat begitu subur dan siap untuk dipanen lalu di jual.
Baca Lainnya :
- Misfiadi Pengusaha Rumah Makan Banting Stir Jadi Distributor Kopi Kobula Dimasa Pandemi Covid-190
- Ibu Wiji Luncurkan Minuman Sehat Penguat Imun Tubuh di Musim Pandemic0
- Batik Jambi Tampil di ajang Indonesia Sharia Economic Festival 20200
- Wisata Danau Sipin Dibuka, Sewa Perahu Diminati 0
- Usaha Dekorasi Pengantin di Jambi Ditengah Pandemi Covid-190
"Ini hasil dari pandemi Covid-19, jika tak ada Covid mungkin saya tidak sampai bercocok tanam sayur jenis organik ini," kata suami dari Sunarti ini. Dia mengaku awalnya bingung mau berbuar apa. "Karena lambat laun tidak ada pesanan foto acara perkawinan kalau menunggu terus bisa- bisa dak ngepul dapur dan tidak bisa bayar uang kuliah anak," kenangnya.
Kebetulan ada tanah kosong di belakang rumah, Purwadi berinisiatif memanfaatkanya. Lalu dia belajar di YouTube cara bercocok tanam secara organik,. Dia mencoba untuk membuka uzaha budidaya sawi Pokcoi dan sawi Bunga.
Dengan modal sekitar Rp. 25 juta Purwadi membeli semua peralatan.
" Alhamdulillah 6 bulan lebih usaha bertanam sawi organik,walau belum banyak hasil penjualannya namun bisa membuat dapur ngepul," papar ya.
"Untuk masa tanam hingga panen, memerlukan waktu sekitar 25 hingga 30 hari, jika tiga baris itu bisa panen 5 hingga 6 kilo, " jelasnya. Saat ini dia sudah bisa panen setiap hari, dan untuk pemasarannya di jual langsung ke Pasar Angso Duo dan pasar Talang Banjar. Harga jual sawi Pokcoi Rp 29.000 per kg, sedangkan sawi Bunga Rp. 15 hingga Rp 20 ribu perkgnya.
" Ternyata pandemi Covid-19 bisa juga membawa berkah dan Insyaallah bercocok tanam ini akan saya lakoni terus walau keadaan sudah membaik," ujar Purwadi dengan senyum sumringah. ( yeniti darma)