Ini Pengalaman Seorang Jurnalis Diisolasi Terkonfirmasi Covid-19

By MS LEMPOW 20 Okt 2020, 19:52:26 WIB RAGAM
Ini Pengalaman Seorang Jurnalis Diisolasi Terkonfirmasi Covid-19

Keterangan Gambar : Petugas dari tim medis tengah menyiapkan peralatan untuk rapid test


MENDAPAT informasi  saya terkonfirmasi Covid-19, pikiran berkecamuk, bakal kacau semua. Jika harus isolasi isteri dan anak bagaimana? Saya minta mereka tidak panik, dan berusaha memperlihatkan wajah tenang, walau sesungguhnya hati sudah hancur lebur. Ketakutan luar biasa mendera batin.

Itulah penggalan yang diceritakan seorang jurnalis TV Nasinal (DI) yang terkonfirmasi Covid-19 dan harus menjalani isolasi selama 14 Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Jambi, di Pijoan, Jambi Luar Kota, Muarojambi. Saat ini sudah diperbolehkan pulang ke rumah namun belum boleh berkeliaran.

COVID-19 menyebar tak pandang bulu, tak peduli seorang pejabat, jurnalis maupun masyarakat umum bisa terkonfirmasi. Bahkan di Provinsi Jambi ada empat orang jurnalis yang terkonfirmasi dan harus menjalani isolasi setelah dilakukan uji swab.

Baca Lainnya :

DI bercerita Sabtu sore, 26 September 2020, mendapat telepon pertanyaannya aneh, membuatnya kaget. “Abang sudah ditelepon Pak Karo ?” Belum sempat menjawab pertanyaan itu, pikiran saya langsung tertuju ke uji swab di Kantor Gubernur Jambi, beberapa hari sebelumnya,” ujarnya.

Dia memang ikut dalam uji swab yang difasilitasi Biro Humas dan Protokol Pemprov Jambi itu. Persisnya Selasa siang, 22 September 2020. Meski tidak berani memastikan informasi yang menyebutkan terkonfirmasi covid-19. ”Selain saya,  ada rekan jurnalis Inisialnya JP, teman kami biasa nongkrong di warung dekat Taman Anggrek Sri Soedewi, Telanaipura, Kota Jambi,” ucapnya.

Akhirnya ambil saja kesimpulan, menunggu kabar resmi dari gugus tugas. Itu yang valid. Di tengah kekalutan menunggu pemberitahuan resmi, dia panggil isteri dan anak. “Saya beritahukan informasi itu. Mereka saya minta tetap memakai masker dan tidak boleh mendekat,” jelasnya.

“Saya lihat isteri saya termenung. Air matanya berlinang, kendati jelas sekali ditahannya supaya tidak menetes. Dia tahu, penderita covid-19 tidak boleh sedih. Harus gembira terus,” ungkap DI

“Mama sama adek jangan kalut. Kita tunggu informasi pastinyo dari Pak Karo. Mudah-mudahan informasi itu salah. Bisa jadi hasil swab itu belum tuntas,” kata dia menenangkan dua sosok yang kusayangi itu.

Sambil menunggu, JP menelepon. Dia juga mengabarkan bahwa kami berdua terkanfirmasi Covid-19. Dia juga dapat info tapi bukan dari gugus tugas. Kami pun sepakat, menunggu yang resmi dari gugus tugas.

“Setelah teleponan dengan JP, beberapa teman wartawan lainnya juga menelepon. Mereka bertanya tentang kondisi saya. Tidak berani menyebutkan saya positif corona. Pikiran saya pun makin galau. Tidak tahan dengan situasi seperti itu, akhirnya saya nekat bertanya ke Karo Humas, Johansyah. Beliau juga juru bicara gugus tugas covid-19. Tapi Beliau tidak menjawab dengan kepastian. Beliau hanya minta foto KTP, tambah galau dibuatnya,’’ ucapnya.

Akhirnya kepala Biro Humas yang juga Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jambi, mengirim pesan WA. “ass,, sabar ya,, harus dilalui dengan tabah dan semangat agar cepat sembuh,, dindo dinyatakan terkonfirmasi,,,

Byarrrr… Saya langsung tersandar di kursi mendengar kepastian dari Pak Jubir itu. Isteri saya yang belum satu bulan ditinggal meninggal ibunya pun langsung menangis. “Ini cobaan lagi pa,” ujarnya lirih.

Setelah tahu prosedur isolasi, dia minta isteri berkemas, menyiapkan seluruh kebutuhan yang akan saya bawa ke tempat isolasi. Pakaian, handuk, sabun, sikat gigi, sajadah dan kain sarung. Harus secepatnya mengisolasikan diri,jJangan sampai keluarga dan tetangga terpapar. “Saya bujuk isteri dan anak saya untuk tidak menangis lagi. Mereka pun manut,” ungkapnya.

Dia mengaku membawa kendaraan sendiri dan tidak mau dijemput. Khawatir mobil ambulan dengan petugas berpakaian APD seperti astronot itu membuat tetangga heboh. Isteri dan anak saya pasti dikucilkan, tidak ada yang berani dekat dengan mereka. “Saya jemput JP ke rumahnya,pPukul setengah delapan malam, kami sampai di IGD RSUD Raden Mattaher. Sesuai prosedur, kami menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan, termasuk periksa darah,” ceritanya.

Empat jam kemudian barulah kami bergerak ke Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Jambi, di Pijoan, Jambi Luar Kota, Muarojambi. Sampai di Rumah Isolasi Covid-19 kami diperiksa lagi, setelah itu diantar ke kamar 212. “Saya dan JP suka kamar ini. Nomornya unik, karena identik dengan tokoh pendekar silat yang lucu, Wiro Sableng. Kami berharap di kamar ini banyak kejadian lucu, supaya kami tetap happy,” ucapnya lagi. (maas)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment