- Gentala Arasi 2025: Dorong Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital Jambi yang Berkelanjutan
- Walikota Jambi Serahkan Santunan JKM Kepada Ahli Waris di Seberang Kota Jambi
- Tingkatkan Kepercayaan Publik, OJK Terbitkan Aturan Baru Transparansi dan Publikasi Laporan Bank
- Terlibat Judi Online 90 Keluarga di Kota Jambi Dicoret dari Daftar Bansos
- Walikota Maulana Apresiasi Peningkatan Kualitas Terminal A - Alam Barajo
- Maulana Dorong Masyarakat Manfaatkan IPAL Komunal Untuk Hindari Pencemaran Air Tanah
- Maulana Tekankan, Ciptakan Kebersihan Bukan Sekadar Penilaian Namun Berkelanjutan Untuk Kota Bersih dan Nyaman
- Gubernur Al Haris Antar Langsung Berkas Pengusulan PPPK Paruh Waktu ke Kementerian PANRB
- Hadiri Pelantikan KPPI 2024-2029, Sekda Sudirman Dorong Politik Inklusif
- Batanghari dan Samudra: Reorientasi Kebijakan Maritim Nasional
Gelar Aksi di Lima Kota, AFJ Desak McDonalds Indonesia Terapkan Kebijakan Kesejahteraan Ayam Petelur

Keterangan Gambar : Gelar Aksi di Lima Kota, AFJ Desak McDonalds Indonesia Terapkan Kebijakan Kesejahteraan Ayam Petelur yang Lebih Tinggi
Mediajambi.com - Sejumlah aktivis dari organisasi
perlindungan hewan Animal Friends Jogja (AFJ) berdiri berjajar memegang poster
di antara kerumunan Car Free Day (CFD) di depan McDonald’s Sarinah, Thamrin,
Jakarta Pusat. Salah satu poster mengilustrasikan gambar ayam petelur yang
terbujur lemas, bertuliskan ajakan kepada publik untuk mempertanyakan apakah
McDonald’s Indonesia mendukung penderitaan ayam petelur. Aksi ini merupakan
rangkaian dari aksi lima kota yang dilakukan tanggal sejak 23 hingga 29 Januari
2024 di Yogyakarta, Semarang, Bandung, Bogor, dan berakhir di Jakarta, sebagai
upaya penyadartahuan kepada masyarakat mengenai sumber telur konsumsi serta
desakan untuk McDonald’s Indonesia agar segera memberikan komitmennya terhadap
penerapan kesejahteraan ayam petelur yang lebih tinggi dalam rantai pasok telur
mereka.
Di Semarang, Bandung, dan Bogor, para aktivis melakukan aksi
turun ke jalan dengan menempel poster di titik-titik strategis kota serta
menyerahkan postcard ke gerai-gerai McDonald’s sebagai bentuk aspirasi dari
masyarakat mengenai sumber telur yang dipakai oleh McDonald’s. AFJ juga
melakukan aksi damai dengan memegang poster di Tugu Muda, Semarang dan aksi
teatrikal bersama seniman pantomim Wanggi Hoed di depan McDonald’s Simpang
Dago, Bandung. Sedangkan di Jakarta, para aktivis melakukan aksi damai di Car
Free Day dengan memegang poster, menyerahkan postcard ke gerai-gerai
McDonald’s, dan mengadakan pemutaran video “Hen’s Dream” yang direspons dengan
pertunjukkan pantomim oleh Wanggi Hoed, mengenai kondisi ayam petelur dalam
kandang baterai, bertempat di Westwew Coffee, Jakarta Barat.
“Ayam-ayam petelur
yang hidup di dalam kandang baterai tidak bisa leluasa bergerak dan
mengekspresikan perilaku alaminya, seperti mengepakkan sayap secara penuh,
bersarang, bertengger, atau mandi debu. Hal ini dapat membuat ayam rentan
terhadap stres dan luka fisik,” ungkap Nanda Rais, Manajer Program untuk Farmed
Animals Advocacy AFJ.
McDonald’s
Mengabaikan Konsumen di Indonesia
Dalam laman website resminya, McDonald’s Indonesia
mengungkapkan bahwa perusahaan mereka menerapkan standar kesehatan dan
kesejahteraan hewan dalam rantai pasok telur. Namun, hingga saat ini McDonald’s
belum mengeluarkan komitmen dan menetapkan batas transisi secara publik
terhadap kebijakan kesejahteraan hewan dengan standar bebas sangkar
(cage-free).
Hingga saat ini, lebih dari 35.500 orang telah mendukung dan
menandatangani petisi online serta menuliskan pesan untuk menuntut McDonald’s
Indonesia agar segera menetapkan komitmennya terhadap kesejahteraan ayam
petelur di Indonesia.
“Mendengar ini
membuat saya sedih, hewan juga punya hak untuk hidup yang layak. Memastikan
makanan yang saya konsumsi terjaga kualitasnya dengan baik, termasuk dalam
pemeliharaannya di peternakan juga menjadi hal yang penting,” tulis CE, salah
satu pendukung petisi dalam website Change.org.
Pada tahun 2015, McDonald’s telah membuat komitmen untuk
secara bertahap menghapuskan sistem kandang baterai dari rantai pasokan mereka
di Kanada dan Amerika Serikat dalam kurun waktu 10 tahun. McDonald’s di kawasan
Eropa juga sudah meninggalkan telur dari sistem kandang baterai sejak 2011,
yang kemudian diikuti oleh Australia pada tahun 2014 dan Amerika Latin pada
tahun 2016. Namun, hingga saat ini, McDonald’s Indonesia masih belum memberikan
tanggapan mengenai komitmen serupa.
“Perusahaan
seharusnya mampu mendengarkan suara konsumen untuk memastikan kesejahteraan
hewan yang diternakkan dalam rantai pasok bahan makanan mereka,” tambah Nanda.
“Jika McDonald’s Indonesia ingin mengembalikan kepercayaan publik dan
menunjukkan kepeduliannya pada konsumen, maka mengeluarkan komitmen bebas
sangkar adalah hal yang perlu mereka segera lakukan,” lanjutnya.(***)