- HERSHARE 2025, Mendorong Peran Perempuan dalam Pasar Modal Syariah
- Ny Hesti Haris Buka Kejuaraan Taekwondo Kartini Cup 2025. Kolaborasi Perwosi dan Taekwondo Jambi
- Makeup Dimanapun Praktis dan Lebih Stylish! Aeris Beaute Hadirkan Dua Warna Baru untuk The Signature 4-in-1 Brush
- Pemkot Jambi Serahkan SK kepada 1.909 PPPK, 1 Mundur dan 8 Tak Hadir
- Pertamina Gandeng BPOM Wujudkan UMKM Berdaya Saing di Program Basamo Elok Jambi
- Dibawah Guyuran Hujan Ribuan Peserta Khidmat Ikuti Upacara Hardiknas di Balaikota Jambi
- Kolaborasi Perwosi dan Taekwondo Jambi Hadirkan Kejuaraan Kartini Cup 2025
- Bupati H Anwar Sadat Menerima Audiensi dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jambi
- Bupati Tanjab Barat Inspektur Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025
- Pemkab Tanjab Barat Memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) tahun 2025
Gubernur Al Haris : Provinsi Jambi Punya Karbon Yang Luar Biasa

Keterangan Gambar : Gubernur Al Haris : Provinsi Jambi Punya Karbon Yang Luar Biasa
Mediajambi.com - Provinsi
Jambi memiliki karbon yang luar biasa sehingga berpotensi untuk dikembangkan
menjadi peluang bisnis kedepan. Hal ini disampaikan Gubernur Jambi H. Al Haris pada saat Seminar Nasional Pengurangan Emisi
Gas Rumah Kaca Dan Peluang Perdagangan Karbon Di Indonesia, bertempat di
Swiss-Belhotel Jambi, Senin (18/09/2023).
“Kita memiliki alam yang punya karbon luar biasa, kita Jambi
juga pilots projects pengembangan karbon ini. Karbon ini peluang bisnis besar
kedepannya, ketika karbon punya harga, punya nilai yang cukup, ini potensi juga
untuk penerimaan daerah. Kita juga apresiasi Jambi ini menjadi tuan rumah
Seminar Nasional ini,” kata Gubernur Al Haris.
Gubernur Al Haris menjelaskan, Provinsi Jambi secara
geografis terdiri dari dataran tinggi, menengah dan rendah yang terbentang dari
barat ke timur, secara ekologis memiliki empat taman nasional dengan luas
kawasan hutan seluas + 2.098.535 Hektar atau sebesar 45 persen. “Dengan cukup
luas dan kompleksnya kawasan hutan di Provinsi Jambi tersebut serta tingginya
deforestasi yang terjadi, maka Provinsi Jambi berkomitmen dan fokus untuk
melakukan intervensi perubahan iklim, salah satunya dengan adanya kelembagaan
REDD+, dan melakukan kebijakan pencegahan upaya kebakaran hutan dan lahan,
penanganan konflik serta Pola Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat,” jelas
Gubernur Al Haris.
Lebih lanjut Gubernur Al Haris menuturkan, dalam melakukan
intervensi penurunan emisi daerah Gas Rumah Kaca (GRK), Pemerintah Provinsi
Jambi telah melakukan penyusunan RPJMD Provinsi Jambi tahun 2021-2026 yang
diintegrasikan dengan pembangunan rendah karbon yang merupakan salah satu
strategi transisi menuju ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan. “Selain
itu juga, Provinsi Jambi dengan dukungan lembaga non pemerintah telah menyusun
Masterplan (Rancana Induk) Peta Jalan Rencana Pertumbuhan Ekonomi Hijau Provinsi
Jambi Tahun 2021 2045, dan Peraturan
Daerah Nomor 4 Tahun 2023 tentang Rencana Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green
Growth Plan) Provinsi Jambi,” tutur Gubernur Al Haris.
Gubernur Al Haris juga menambahkan bahwa dalam
penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk pencapaian target kontribusi yang
ditetapkan secara nasional dan pengendalian Emisi GRK dalam Pembangunan
Nasional, hal ini menjadi peluang bagi Pemerintah Provinsi Jambi untuk
mengimplementasikan Program BioCF-ISFL dan kontribusi para pihak dalam
pembiayaan program penurunan emisi GRK, dimana Program BioCF ISFL Provinsi
Jambi Tahun 2022-2025 merupakan dana hibah dari World Bank (Bank Dunia).
"Saat ini, program BioCF-ISFL kita telah memasuki
tahapan Pra-Investasi dengan menggunakan metode On Granting dalam menghasilkan
manfaat Penurunan Emisi dengan manfaat yang diperoleh tidak hanya berkontribusi
bagi lingkungan tetapi juga bagi masyarakat, sehingga nantinya target
pertumbuhan ekonomi Hijau Provinsi Jambi dapat tercapai dan terwujud,"
pungkas Gubernur Al Haris.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK RI, Mahendra
Siregar mengatakan, kegiatan yang diadakan di Provinsi Jambi terkait dengan
pengurangan emisi gas rumah kaca dan kontek perdagangan karbon yang akan
dilakukan melalui bursa karbon.
“Pada kesempatan ini esensinya adalah kami menyampaikan
kesiapan berbagai rujukan percontohan, bagaimana proses mengurangi gas rumah
kaca itu dalam berbagai bidang, ada terkait dengan pengelolaan lahan, ada yang
terkait transisi energi maupun dengan kegiatan lainnya,” kata Mahendra Siregar.
Mahendra Siregar juga menambahkan bahwa Provinsi Jambi adalah provinsi yang kedepan lebih penting
lagi dalam konteks pengurangan gas rumah kaca, karena keberadaan sumber daya
alam di Jambi yang memang luar biasa potensinya untuk dikembangkan. (mas)