- HERSHARE 2025, Mendorong Peran Perempuan dalam Pasar Modal Syariah
- Ny Hesti Haris Buka Kejuaraan Taekwondo Kartini Cup 2025. Kolaborasi Perwosi dan Taekwondo Jambi
- Makeup Dimanapun Praktis dan Lebih Stylish! Aeris Beaute Hadirkan Dua Warna Baru untuk The Signature 4-in-1 Brush
- Pemkot Jambi Serahkan SK kepada 1.909 PPPK, 1 Mundur dan 8 Tak Hadir
- Pertamina Gandeng BPOM Wujudkan UMKM Berdaya Saing di Program Basamo Elok Jambi
- Dibawah Guyuran Hujan Ribuan Peserta Khidmat Ikuti Upacara Hardiknas di Balaikota Jambi
- Kolaborasi Perwosi dan Taekwondo Jambi Hadirkan Kejuaraan Kartini Cup 2025
- Bupati H Anwar Sadat Menerima Audiensi dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jambi
- Bupati Tanjab Barat Inspektur Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025
- Pemkab Tanjab Barat Memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) tahun 2025
Gubernur Al Haris: Teruskan Perjuangan Kartini Optimalkan Potensi Diri untuk Membangun Indonesia

Keterangan Gambar : Gubernur Al Haris: Teruskan Perjuangan Kartini Optimalkan Potensi Diri untuk Membangun Indonesia
Mediajambi.com- Gubernur Jambi DR. H. Al Haris,S.Sos, MH menghadiri puncak Peringatan Hari Kartini ke-146 Provinsi Jambi yang mengambil tema “Hari Kartini Membangkitkan Semangat Inspirasi Kaum Wanita”, bertempat di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi, Selasa (21/05/2024) pagi.
Hadir pada
kesempatan tersebut Penasehat Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW)
Provinsi Jambi Hj. Hesnidar Haris, para Ketua Organisasi Wanita, para Unsur
Forkopimda, dan Kepala OPD terkait serta tamu undangan lainnya.
Dalam sambutan dan arahannya Gubernur Al Haris menyampaikan
bahwa jalan yang telah dibuka oleh Kartini membawa para perempuan Provinsi
Jambi dapat meneruskan perjuangan Kartini, mendidik diri dan mengoptimalkan
potensi diri, agar dapat menjadi bagian dari pembangunan Provinsi Jambi dan
Indonesia, menjadi agen perubahan dan motor penggerak transformasi masyarakat
melalui pembangunan yang berkeadilan.
“Hari ini kita memperingati Hari Kartini ke-146, kita harus
melihat kebelakang sejarah perjuangan ibu kita Kartini meskipun sudah melewati
banyak masa tetapi perjuangannya masih utuh, masih dikenang oleh kita semua.
Pada hari ini perempuan mendapatkan tempat luar biasa dengan adanya
undang-undang pemilu yang mengharuskan perempuan itu memenuhi kuota 30% ini,
artinya adalah 30% itu harus ada perempuan di parlemen, di semua tingkatan dari
DPRD kabupaten/kota/provinsi. Namun di tingkat nasional meskipun hari ini
memang belum terpenuhi kuota itu. Nah, ini artinya paling tidak adalah
pemerintah sudah mencoba memberikan tempat dan ruang kepada ibu-ibu Kartini
Indonesia ini untuk berkiprah di semua jenis tingkatan, di semua level dan
banyak sekali yang sukses hari ini,” ujar Gubernur Al Haris.
Dikatakan Gubernur Al Haris, dengan adanya kesempatan bagi
kaum perempuan ini menandakan bahwa hari ini Kartini-Kartini ini sudah
mendapatkan porsi dan tempat yang layak, artinya adalah apa yang dulu menjadi
pikiran Kartini hari sudah bisa dilihat bahwa peran ibu-ibu, peran kaum
wanita/kaum perempuan sudah sejajar dengan kaum laki-laki. “Kita juga mengakui bahwa tidak boleh melepaskan
diri dari kodrat seorang perempuan, meskipun dia diberikan tempat karir yang
bagus tetapi tidak boleh mereka melanggar kodrat dan tugas serta fungsinya
sebagai seorang perempuan, seorang ibu rumah tangga, seorang istri bagi
suaminya. Dia tidak boleh terpisahkan dari kewajiban yang melekat pada kaum
perempuan kita,” kata Gubernur Al Haris.
Gubernur Al Haris mengungkapkan bahwa saat ini fenomena yang
terjadi adalah ketika perempuan sudah berkarir mereka lupa kodratnya. “Ketika
para wanita berkarir jangan lupa membina rumah tangga, anak-anaknya, banyak
kita lihat ketika dapat tempat yang bagus malah rumah tangganya tidak dapat
dipertahankan. Saya kira fenomena-fenomena yang harus menjadi kekuatan
perempuan bagaimana kita tetap berkarir dengan baik tapi juga tetap melekat
pada diri kita itu bahwa kita ini seorang istri, seorang ibu rumah tangga,”
ungkap Gubernur Al Haris.
Selain itu, Gubernur Al Haris juga menyatakan bahwa arti
perjuangan ibu Kartini itu adalah perempuan Indonesia yang tetap melaksanakan
norma-norma kaidah kaum perempuan. “Mari kita refleksi diri kita, hidup kita,
kemana sebetulnya nilai-nilai perjuangan yang sesungguhnya dari ibu kita
Kartini itu 146 tahun yang silam. Meskipun peradaban dunia terus berkembang,
tantangan makin luar biasa, cobaan juga makin berat, tapi Kartini tetap
konsisten dengan perjuangan-perjuangannya,” pungkas Gubernur Al Haris.
Sementara itu, Penasehat BKOW Provinsi Jambi Hj. Hesnidar
Haris dalam sambutannya menyatakan bahwa peringatan Hari Kartini ini untuk
merayakan dan membangkitkan kembali semangat seorang perempuan dari kota kecil
Jepara tentang hak kaum perempuan untuk berdiri setara sebagai warga negara dan
makhluk ciptaan Tuhan. “Saya mengajak kita semua, seluruh masyarakat Provinsi
Jambi, perempuan maupun laki-laki, untuk terus menyuarakan semangat Kartini
tentang kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan, dan
kemajuan bagi seluruh anak bangsa ini, setiap kelompok masyarakatnya, agar
peradaban negeri yang lebih baik dapat kita wujudkan. Semangat Kartini
hendaknya menjadi inspirasi kita semua bahwa kemajuan dan kesejahteraan harus
diperjuangkan bersama-sama agar menjadi milik setiap masyarakat negeri ini,”
kata Hj. Hesnidar.
“Pada kesempatan yang baik ini, saya mengajak para perempuan
Jambi dan seluruh masyarakat Jambi untuk meneladani pemikiran Kartini yang
sangat luas terhadap isu kemanusiaan, toleransi, kesetaraan, kesehatan,
pendidikan, kemiskinan serta penjajahan. Meningkatkan kepedulian dan kepekaan
kita semua, memanfaatkan potensi dan privilise yang dimiliki untuk berperan serta
mewujudkan kemaslahatan bagi seluruh masyarakat. Keprihatinan seorang Kartini
atas kondisi perempuan yang menjadi warga kelas dua di zamannya terdengar
lantang hingga kini setelah lebih dari seabad kepergiannya. Kegundahan yang ia
sampaikan melalui rangkaian kata dalam surat-suratnya menunjukkan pemikiran
seorang perempuan yang kritis terhadap kondisi sosial yang ada disekitarnya,”
lanjut Hj. Hesnidar Haris.
Hj. Hesnidar Haris juga menjelaskan, Kartini tidak punya
massa apalagi uang, kekuatannya adalah kepekaan dan kepeduliannya terhadap
perempuan dan negerinya yang menjadi alasannya untuk berjuang agar kaum
perempuan di negerinya dapat berada dibarisan pembangunan negeri ini, menjadi
mitra sejajar dan teman seperjuangan kaum lelaki, untuk membawa perubahan bagi
seluruh masyarakat. “Sejak zaman dahulu, Kartini telah menyadari bahwa
pendidikan adalah instrumen paling mumpuni untuk membawa perubahan bagi bangsa,
menguak fajar dan peradaban baru bagi kaum bumiputera. Pendidikan adalah wahana
untuk membebaskan manusia, sekaligus membebaskan bangsa dari belenggu
penjajahan,” jelas Hj. Hesnidar Haris.
“Pemikiran Kartini ini hendaknya semakin menguatkan tekad
dan semangat perempuan di masa kini untuk terus meningkatkan kualitas diri,
mendidik diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, memperluas cakrawala
pengetahuan, mengasah logika berpikir yang benar dan kritis terhadap beragam
informasi yang hadir, agar potensi kaum perempuan yang sangat besar itu dapat
dioptimalkan untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat di berbagai
bidang kehidupan,” imbuh Hj. Hesnidar Haris. (mas)