- Makeup Dimanapun Praktis dan Lebih Stylish! Aeris Beaute Hadirkan Dua Warna Baru untuk The Signature 4-in-1 Brush
- Pemkot Jambi Serahkan SK kepada 1.909 PPPK, 1 Mundur dan 8 Tak Hadir
- Pertamina Gandeng BPOM Wujudkan UMKM Berdaya Saing di Program Basamo Elok Jambi
- Dibawah Guyuran Hujan Ribuan Peserta Khidmat Ikuti Upacara Hardiknas di Balaikota Jambi
- Kolaborasi Perwosi dan Taekwondo Jambi Hadirkan Kejuaraan Kartini Cup 2025
- Bupati H Anwar Sadat Menerima Audiensi dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jambi
- Bupati Tanjab Barat Inspektur Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025
- Pemkab Tanjab Barat Memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) tahun 2025
- OJK dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025
- Perkuat Sinergi, Ketua SMSI Provinsi Jambi Sambut Kunjungan Silaturahmi Kakanwil HAM
Hutama Karya Sambungkan Backbone, Sejumlah Ruas Jalan Tol Trans Sumatera Tahap Ii Mulai Konstruksi

Keterangan Gambar : Jalan Tol Paltung Seksi I-III (Dok Waskita Karya)
Mediajambi.com (Jakarta) – PT Hutama Karya (Persero) (Hutama
Karya) resmi memulai konstruksi sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS)
Tahap II. Proyek ini merupakan kelanjutan dari Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
(PPJT) yang telah ditandatangani pada tanggal 30 September 2024 mencakup
pembangunan Jalan Tol Palembang – Betung (Paltung) Seksi I Palembang – Rengas
(21,5 km), Seksi II Rengas – Pangkalan Balai (33 km), dan Seksi III Pangkalan
Balai – Betung (14,69 km).
Selain itu, Hutama Karya juga memulai konstruksi Jalan Tol
Betung (Simpang Sekayu) – Tempino – Jambi (Betejam) Seksi IB Babat Supat –
Tungkal Jaya (31,6 km), dan Seksi II Interchange Tungkal Jaya – Interchange
Bayung Lencir (54,32 km) yang sebelumnya telah dilakukan penandatangan PPJT
pada 3 Juni 2024 lalu. Pembangunan ini merupakan bagian dari komitmen Hutama
Karya dalam menyelesaikan backbone yang menghubungkan dua provinsi yakni
Sumatra Selatan dan Jambi.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama
Karya Adjib Al Hakim menyampaikan proses konstruksi sejumlah ruas mulai
dilakukan dengan penerapan digital construction yang modern untuk memastikan
seluruh proses berjalan sesuai rencana atau target pelaksanaan waktu.
“Konstruksi ruas-ruas
ini kita lakukan secara bertahap pada rentang triwulan empat tahun 2024 dengan
mempertimbangkan unsur environmental, social, governance sehingga dampaknya
juga terasa langsung bagi masyarakat,” ujar Adjib.
Lebih lanjut Adjib menyampaikan bahwa pembangunan akan
berlangsung dalam beberapa tahun mendatang, dengan masing-masing memiliki
jadwal dan target penyelesaian yang berbeda. Untuk Jalan Tol Paltung Seksi I
dan II, pekerjaan konstruksi dimulai pada bulan November 2024 dan direncanakan
selesai dalam waktu 16 bulan, yang berarti ditargetkan rampung pada Februari
2026. Sementara itu, untuk Seksi III, pembangunan dimulai pada Oktober 2024 dan
dijadwalkan selesai dalam waktu 12 bulan pada Oktober 2025.
Sedangkan untuk Jalan Tol Betejam Seksi II, pekerjaan
konstruksi dimulai pada Oktober 2024 lalu, dan diperkirakan akan selesai pada
2026. Sementara pembangunan Seksi II dilaksanakan menjadi 2 paket yakni Seksi
IIA STA 61+680 sd 97+600 yang ditargetkan rampung pada April 2026 setelah 18
Bulan pengerjaan, dan Seksi IIB STA 97+600 sd 116+000 akan rampung pada
Februari 2026 setelah 16 bulan pengerjaan.
Proyek ini tidak hanya akan memangkas waktu tempuh
antarprovinsi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Dengan tersambungnya
jalur ini, efisiensi logistik meningkat, dan distribusi hasil pertanian seperti
karet, kelapa sawit, serta komoditas unggulan Sumatra lainnya akan lebih
lancar.
Hal ini diharapkan meningkatkan daya saing produk lokal di
pasar nasional dan internasional. Selain itu, jalan tol ini juga mempermudah
distribusi hasil pertanian lainnya, sehingga produk tersebut lebih cepat
diterima oleh orang yang membutuhkan. Produk khas daerah seperti pempek
Palembang, tempoyak, dan kerutup ikan dari Jambi juga diharapkan semakin mudah
menjangkau pasar dan dikenal oleh masyarakat luas.
Pembangunan jalan tol ini juga akan menciptakan ribuan
lapangan kerja, baik selama proses konstruksi maupun setelah operasional
dimulai. Tidak hanya di sektor konstruksi, proyek ini memberikan peluang besar
bagi tenaga kerja lokal di sektor jasa, transportasi, hingga pengelolaan rest
area. Setiap rest area akan dilengkapi fasilitas yang mendukung pertumbuhan
UMKM lokal, seperti kios makanan khas daerah yang menjadi daya tarik wisata
kuliner.
Adjib juga menyampaikan bahwa proyek ini dirancang untuk
memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. “Kami memastikan pembangunan
dilakukan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola
yang baik, sehingga dampaknya terasa langsung bagi masyarakat,” tambah Adjib.
Kehadiran rest area di sepanjang jalan tol akan menjadi
motor penggerak pertumbuhan UMKM. Hingga lebih dari 70% ruang di rest area akan
dialokasikan untuk pelaku usaha kecil dan menengah. Hal ini membuka peluang
bagi produk lokal, seperti kerajinan khas, makanan tradisional dan produk
pertanian olahan untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan meningkatnya
mobilitas, potensi kunjungan ke UMKM lokal diperkirakan akan naik hingga 50%.
Selain manfaat ekonomi, proyek ini juga dilengkapi dengan infrastruktur canggih
seperti Jembatan Balance Cantilever di Sungai Musi yang dilengkapi modul
Structure Health Monitoring System (SHMS), hal ini berguna untuk memonito
kesehatan struktur jembatan, memantau perubahan kekuatan struktur akibat beban
yang bekerja secara real time baik saat proses konstruksi hingga masa
operasional. Jembatan ini dirancang tidak hanya sebagai penghubung, tetapi juga
ikon baru kemajuan infrastruktur di Sumatra.
Hutama Karya memastikan pembangunan dilakukan dengan
teknologi terkini, seperti digital construction, untuk mempercepat proses dan
menjaga kualitas. Strategi ini memungkinkan pengerjaan lebih efisien sekaligus
memastikan standar keamanan yang tinggi.
Ketika rampung, JTTS akan memangkas waktu tempuh dari
Palembang ke Jambi hingga lebih dari separuh waktu perjalanan saat ini. Dari
sebelumnya 5-6 jam, perjalanan dapat ditempuh dalam 2-2,5 jam saja. Selain itu,
kemudahan akses ini juga mendukung pemerataan pendidikan, kesehatan, dan
layanan publik di daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau; serta
meningkatkan efisiensi logistik dan distribusi hasil pertanian seperti karet,
kelapa sawit, hingga komoditas unggulan Sumatra lainnya, untuk meningkatkan
daya saing produk lokal di pasar nasional dan internasional.
“Jika proyek ini
rampung, maka JTTS akan tersambung penuh dari Lampung hingga Jambi,” tutup
Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Untuk diketahui, kelanjutan pembangunan JTTS juga didukung
oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus
Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyatakan
bahwa pembangunan infrastruktur seperti jalan tol sangat
penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan memperkuat konektivitas antar provinsi.
“Dengan terus
berlanjutnya pembangunan Tol Trans Sumatera, kita dapat memberikan dampak yang
signifikan terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di seluruh wilayah
Sumatera,” ungkap AHY dalam keterangannya, yang dilansir pada 9 November 2024
di Kompas.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol
Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.235 km, termasuk dengan jalan tol dukungan
konstruksi. Untuk ruas tol Konstruksi 356 km dan 879 km ruas tol Operasi.
Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh diantaranya yakni Tol Bakauheni
– Terbanggi Besar (140 km)*, Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu
Agung (189 km), Tol Palembang – Indralaya (22 km), Tol Medan – Binjai (17 km)*,
Tol Pekanbaru – Dumai (132 km), Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2 – 6 (49 km) serta
Tol Binjai – Langsa Seksi Binjai – Tanjung Pura (38 km), Tol Bengkulu – Taba
Penanjung (17 km), Tol Pekanbaru – Bangkinang (31 km), Tol Bangkinang – XIII
Koto Kampar (25 km), Tol Indralaya – Prabumulih (64 km), Tol Indrapura –
Kisaran (48 km), Tol Indrapura – Tebing Tinggi – Seberlawan – Sinaksak (74
km)*, Tol Bayung Lencir – Tempino (34 km)*. (*Dikelola oleh INA, **Dikelola
oleh HMW).