- Semarak May Day dengan Layanan Langsung dan Senam Sehat Bersama Pekerja
- Industri Jasa Keuangan Jambi Tumbuh Positif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- Gubernur Al Haris Boyong Bupati/Wali Kota Audiensi dengan Menhub, Bahas Pengembangan Transportasi
- OJK Dorong Penggunaan Kecerdasan Artifisial di Sektor Perbankan secara Bertanggung Jawab
- Bibit Sawit Unggul Topaz 1 Berbuah Orange, Terbukti Sejahterakan dan digemari Petani
- Hadiri Rakortek Perumahan Pedesaan, Gubernur Al Haris Tegaskan Komitmen Dukung Program Tiga Juta Rumah
- Berkolaborasi Melindungi Ribuan Pekerja Rentan Melalui Program Kampung Bahagia
- Tingkatkan Kolaborasi dan Sinergi, SKK Migas – KKKS Sumbagsel Gelar Event Lifting Olympic
- Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR RI, Gubernur Al Haris Soroti Minimnya Kewenangan Daerah dalam Sektor Minerba
- Gubernur Jambi Al Haris Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR
Jelang HBKN Ramadhan, Inflasi Tetap Terjaga

Keterangan Gambar : Jelang HBKN Ramadhan, Inflasi Tetap Terjaga
Mediajambi.com- Merujuk rilis Indeks Harga Konsumen (IHK)
Badan Pusat Statistik (BPS), secara bulanan Inflasi Provinsi Jambi pada Bulan
Februari 2024 mengalami inflasi sebesar 0,13% (mtm). Secara tahunan Provinsi Jambi tercatat mengalami inflasi
sebesar 3,19% (yoy). Perkembangan tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi
nasional y dibandingkan laju inflasi nasional sebesar 2,75% (yoy). Berdasarkan
komoditasnya, jenis barang/jasa yang mendorong inflasi disumbangkan oleh cabai merah,
daging ayam ras, cabai rawit, kentang, dan minyak goreng.
Peningkatan harga daging ayam ras diindikasi terjadi seiring
meningkatnya harga jagung yang merupakan bahan baku utama pakan ayam. Selain
itu, peningkatan harga aneka cabai didorong oleh belum masuknya masa panen di
sentra produksi baik di Jawa maupun Sumatera Utara sebagai daerah pemasok utama
Provinsi Jambi sehingga kebutuhan cabai dipenuhi oleh pasokan dari Kerinci dan
Aceh dengan harga yang lebih tinggi dikarenakan jalur distribusi yang lebih
sulit. Lebih lanjut, peningkatan harga kentang didorong oleh berkurangnya
pasokan komoditas sehubungan dengan kondisi cuaca hujan yang menyebabkan
penurunan produksi kentang. Sedangkan
peningkatan harga minyak goreng didorong seiring oleh adanya kenaikan harga
Minyakkita di pasar tradisional. Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi
tertahan oleh penurunan harga bawang merah, Ikan Serai, dan Ikan Nila.
Peningkatan intensitas sidak harga dan operasi pasar oleh Tim Pengendalian
Inflasi Daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota se-Provinsi
Jambi, diikuti dengan penyaluran subsidi ongkos angkut yang meningkatkan
pasokan lapangan, dapat menahan harga komoditas bawang merah.
Rincian perkembangan inflasi di Provinsi Jambi adalah
sebagai berikut:
Kota Jambi:
Bulanan: inflasi 0,24% (mtm)
Tahun Berjalan: inflasi 0,92% (ytd)
Tahunan: Inflasi 3,15% (yoy)
Cabai merah menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar di Kota Jambi dengan andil sebesar
0,16%. Diikuti komoditas lain seperti daging ayam ras (andil 0,07%), beras
(andil 0,05%), petai (andil 0,03%) dan cabai rawit (andil 0,03%). Di sisi lain,
inflasi lebih tinggi tertahan oleh penurunan ikan nila (andil -0,07%) diikuti
komoditas Kol Putih/Kubis (andil -0,02%), Sawi Putih/Pecay/Pitsai (andil -0,02%),
bawang putih (andil -0,01%) dan angkutan udara (andil -0,01%).
Kabupaten Bungo:
Bulanan: inflasi 0,49% (mtm)
Tahun Berjalan: inflasi 1,03 % (ytd)
Tahunan: inflasi 2,81% (yoy)
Di Kabupaten Bungo, cabai merah juga merupakan komoditi
penyumbang inflasi terbesar dengan andil sebesar 0,31%. Diikuti oleh komoditas
lain yaitu cabai rawit (andil 0,11%), ikan nila (andil 0,08%), daging ayam ras
(andil 0,05%) dan terong (0,03%). Namun demikian inflasi yang lebih tinggi
tertahan oleh penurunan bawang merah (andil -0,07%), petai (andil -0,05%), ikan
serai (andil -0,04%), angkutan udara (andil -0,04%) dan Ikan Cakalang /Ikan
Sisik (andil -0,03%).
Kabupaten Kerinci:
Bulanan: inflasi -0,39% (mtm)
Tahun Berjalan: inflasi 1,08% (ytd)
Tahunan: inflasi 3,51% (yoy)
Begitu juga di Kabupaten Kerinci, cabai merah juga merupakan
komoditi penyumbang inflasi terbesar dengan andil sebesar 0,28%. Diikuti oleh
komoditas lain yaitu tarif kendaraan travel (andil 0,09%), kentang (andil
0,08%), minyak goreng (andil 0,07%) dan jengkol (0,05%). Namun demikian inflasi
yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan beras (andil -0,29%), bawang merah
(andil -0,26%), Ikan Serai (andil -0,22%), tomat (andil -0,13%) dan Ikan
Tongkol/Ikan Ambu-ambu (andil -0,08%).
Ke depan, Jambi diperkirakan akan kembali mengalami inflasi
seiring peningkatan konsumsi rumah tangga pada momentum Ramadhan dan menjelang
HBKN Idul Fitri, serta masih berlanjutnya penyesuaian harga rokok akibat peningkatan
tarif cukai hasil tembakau (CHT). Selain itu, inflasi juga diprediksi terjadi
seiring peningkatan permintaan komoditas angkutan udara sehubungan dengan
peningkatan permintaan masyarakat dalam rangka tren mudik pada momentum HBKN
Ramadhan dan Idul Fitri.
Dalam rangka memitigasi risiko dimaksud, Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Jambi terus melanjutkan sinergi dengan pemerintah
daerah melalui TPID dan Tim Satgas Pangan serta melanjutkan Gerakan Nasional
Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Pangan Murah (Murah) serentak
untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran
distribusi, dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi.(*)