- Bupati H Anwar Sadat Menerima Audiensi dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jambi
- Bupati Tanjab Barat Inspektur Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025
- Pemkab Tanjab Barat Memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) tahun 2025
- OJK dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025
- Perkuat Sinergi, Ketua SMSI Provinsi Jambi Sambut Kunjungan Silaturahmi Kakanwil HAM
- Peringati May Day 2025, Pemkab Tanjab Barat Komitmen Tingkatkan Perlindungan Pekerja
- Semarak May Day dengan Layanan Langsung dan Senam Sehat Bersama Pekerja
- Industri Jasa Keuangan Jambi Tumbuh Positif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- Gubernur Al Haris Boyong Bupati/Wali Kota Audiensi dengan Menhub, Bahas Pengembangan Transportasi
- OJK Dorong Penggunaan Kecerdasan Artifisial di Sektor Perbankan secara Bertanggung Jawab
Kejar Target 23 Persen, Bauran Energi Terbarukan Pada Tahun 2025, Ini Strategi Yang Dilakukan

Keterangan Gambar : Kejar Target 23 Persen, Bauran Energi Terbarukan Pada Tahun 2025, Ini Strategi Yang Dilakukan/f-mas
Mediajambi.com - Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim
dan upaya untuk mencapai pertumbuhan nasional berkelanjutan, Institute for
Essential Services Reform (IESR) menilai akselerasi pengembangan energi
terbarukan menjadi sebuah keharusan. Pemerintah Indonesia, melalui Kebijakan
Energi Nasional (KEN), sudah mencanangkan target peningkatan bauran energi
primer mencapai 23% di tahun 2025 sebagai salah satu tolak ukur.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, pemanfaatan energi
terbarukan nasional pada 2022 baru mencapai 12,3% dari target 23% pada 2025.
IESR memandang sektor kelistrikan memiliki peluang paling besar untuk mendukung
capaian target energi terbarukan. Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional
(RUEN) , diperlukan 45,2 GW listrik yang bersumber dari energi terbarukan pada
tahun 2025. Namun, pengembangan energi terbarukan masih lambat dengan
pertumbuhan hanya sekitar 400-500 MW per tahunnya selama lima tahun terakhir.
Pertumbuhan tersebut juga jauh dari target pemerintah untuk
meningkatkan energi terbarukan 2-3 GW per tahun dalam lima tahun terakhir. Deon
Arinaldo, Manajer Program Transformasi Energi IESR mengungkapkan pemerintah Indonesia
perlu menyiapkan strategi baru untuk segera mencapai target 23% bauran energi terbarukan
pada 2025 serta secara konsisten meningkatkan target pencapaian energi terbarukan.
“Cita-cita Kebijakan Energi Nasional (KEN) adalah untuk
mencapai kemandirian dan ketahanan energi nasional yang mendukung pembangunan
berkelanjutan. Sehingga Indonesia harus tetap optimis dan ambisius dalam
meningkatkan bauran energi terbarukannya. Bahkan dalam proses pemutakhiran
dokumen KEN, target bauran energi terbarukan ini butuh dijaga atau malah ditingkatkan.
Yang diperlukan adalah strategi baru yang menimbang perkembangan teknologi, pertumbuhan
ekonomi saat ini dan dapat diimplementasikan dalam waktu singkat, misalnya bagaimana
mengakselerasi PLTS atap seoptimal mungkin dalam dua tahun kedepan,” tegas Deon
dalam acara Road to Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2023, Expert Discussion
Webinar pada Kamis (27/7/2023).
His Muhammad Bintang, Peneliti Teknologi Penyimpanan Energi
dan Materi Baterai, IESR menuturkan, berdasarkan studi IESR (2023), pembangkit
listrik berkontribusi lebih dari 40% dari total emisi sektor energi di
Indonesia. Untuk mendukung capaian bauran energi terbarukan sebesar 23%, dan mempertimbangkan realisasi
pertumbuhan permintaan energi yang lebih rendah dari proyeksi RUEN, maka
dibutuhkan setidaknya 24 GW kapasitas pembangkit energi terbarukan terpasang
yang perlu terpasang pada tahun 2025, atau harus meningkat sebesar 13 GW lebih
dalam kurun waktu 2 tahun kedepan. Yang berarti, pertumbuhan pembangkit energi
terbarukan perlu mencapai 5-7 GW per tahunnya.
“Untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060
atau lebih cepat, diperlukan beberapa strategi konkret. Berdasarkan studi IESR,
beberapa strategi yang teridentifikasi pada sektor ketenagalistrikan di
antaranya meningkatkan keberhasilan Commercial Operation Date (COD) PLTP
sebesar 1,4 GW dan PLTA/PLTM sebesar 4,2 GW, peningkatan kapasitas program dedieselisasi
PLTD tersebar 588 MW menjadi PLTS 1,2 GWp dan baterai, pembangunan 4,7 GW PLTS
dan 0,6 GW PLTB. Kemudian, implementasi co-firing biomassa pada PLTU PLN dengan
porsi rata-rata 10% untuk PLTU Jawa-Bali dan 20% untuk PLTU di luar Jawa-Bali
dan adanya rencana pensiun dini PLTU, dari beberapa pilihan teknologi yang ada,
penambahan kapasitas PLTS sebenarnya dapat menjadi solusi untuk mengejar target
bauran 23% dalam waktu singkat karena dibandingkan teknologi pembangkit lain,
pembangunan PLTS relatif lebih cepat,” papar Bintang.
Bintang menuturkan akselerasi pengembangan energi terbarukan
menuntut kesiapan, fleksibilitas sistem energi listrik untuk meningkatkan
penetrasi macam energi terbarukan (variable renewable energy,VRE). Untuk
memenuhi target NZE, peran pembangkit VRE perlu ditingkatkan, dari saat ini
0,4% menjadi sekitar 4% pada 2025 dan meningkat hingga 77% pada 2060. Selain
itu, investasi dibutuhkan tidak hanya untuk pembangunan pembangkit tetapi juga pengembangan
infrastruktur untuk mengakomodasi penetrasi variable renewable energy (VRE).
IESR mendorong Indonesia untuk memuluskan dan mempercepat
transisi energi. Melalui penyelenggaraan Indonesia Energy Transition Dialogue
(IETD) 2023, IESR akan melibatkan banyak pakar untuk mengupas lebih dalam upaya
mentransformasi operasi sistem kelistrikan sebagai satu strategi peningkatan
bauran energi terbarukan. IETD 2023 merupakan IETD yang keenam sejak pertama
kali diselenggarakan pada 2018. Tahun ini, IETD mengangkat tema “Enabling Rapid
Power Sector Transformation” yang akan dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal
18-20 September 2023 secara hibrid di Jakarta maupun secara online. Ikuti IETD
2023 dengan mengunjungi website www.ietd.info dan dapatkan promo menarik
potongan harga tiket dengan melakukan pendaftaran pada tanggal 22-28 Juli 2023.(editor
maas)