- OJK Cabut Izin Usaha Pt Sarana Sulteng Ventura
- Satgas PASTI Blokir 507 Aktivitas dan Entitas Keuangan Ilegal, Masyarakat Diminta Waspada Penipuan Yang Semakin Marak
- Gubernur Al Haris Ajak Semua Pihak Bersatu dan Bersinergi Atasi Karhutla di Provinsi Jambi
- Walikota Maulana Ungkap Strategi Kota Jambi Tekan Stunting, Angkat Pekerja Rentan, dan Capai UHC
- Wawako Diza : Pramuka Bukan Seremoni, Tapi Wadah Pembentukan Karakter Bangsa
- Rakor Bersama Kemenkum, Pemkot Jambi Matangkan Pendirian Koperasi Merah Putih
- Kemas Faried Serahkan Dua Dermaga Apung untuk Dongkrak Wisata Danau Sipin
- Ketua DPRD Kota Jambi Bantu Orang Tua Raffi, Warga yang Mengidap Penyakit Steven Johnson Syndrome
- 149 PKL Kota Jambi Siap Direlokasi, Pemkot Jambi Tegaskan Penertiban Lapak Liar
- Walikota Maulana Hadiri HUT Kota Palembang, Bawa Misi Komwil II APEKSI Bangun Jaringan Antar-Kota
Komoditas Pangan Bergejolak September 2023, Inflasi Masih Terkendali

Keterangan Gambar : Kepala BI Perwakilan Provinsi Jambi Hermanto
Mediajambi.com- Merujuk rilis Indeks Harga Konsumen (IHK)
Badan Pusat Statistik (BPS), secara bulanan IHK gabungan Kota Jambi dan
Kabupaten Bungo pada Bulan September 2023 mengalami inflasi sebesar 0,40%
(mtm). Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan periode Bulan Agustus 2023
yang tercatat deflasi sebesar 0,44% (mtm). Nilai tersebut lebih tinggi
dibandingkan laju inflasi nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,19% (mtm).
Adapun jenis barang/jasa yang mendorong inflasi antara lain beras, bensin,
ketimun, dan kentang. Berdasarkan realisasi tersebut, inflasi tahunan gabungan
Kota Jambi dan Kabupaten Bungo tercatat sebesar 1,70% (yoy) atau menempati
peringkat ke 31 dari 34 provinsi (posisi terendah ke-4).
Kepala BI Perwakilan Provinsi Jambi Hermanto mengatakan secara umum, peningkatan harga beras didorong oleh kenaikan
harga Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani
dan penggilingan di tengah pasokan yang terbatas akibat perlambatan produksi
pada periode puncak musim kemarau. Selanjutnya, peningkatan harga pada
komoditas bensin merupakan dampak dari kebijakan penyesuaian harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) nonsubsidi sebesar Rp900-Rp2.600 sejak tanggal 1 September 2023.
Disamping produksi gabah yang melambat, rendahnya curah hujan pada periode
puncak musim kemarau turut mendorong penurunan produksi komoditas ketimun dan
kentang pada periode laporan.
Namun demikian, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh
penurunan harga cabai merah dan bawang merah seiring dengan peningkatan pasokan
hasil panen raya di sejumlah wilayah sentra produksi. Optimalisasi realisasi
impor bawang putih sejak Bulan Agustus 2023 menjaga ketersediaan pasokan bawang
putih di Provinsi Jambi sehingga mendorong penurunan harga bawang putih pada
Bulan September 2023. Berikutnya, rincian perkembangan inflasi di Provinsi
Jambi adalah sebagai berikut:
Kota Jambi:
Bulanan: inflasi 0,41% (mtm)
Tahun Berjalan: inflasi 1,70% (ytd)
Tahunan: Inflasi 1,78% (yoy)
Beras menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar di Kota
Jambi dengan andil sebesar 0,30%. Diikuti oleh komoditas lain seperti bensin
(andil 0,05%), ketimun (andil 0,03%), dan kentang (andil 0,03%) yang turut
mendorong inflasi September 2023. Di sisi lain, inflasi lebih tinggi tertahan
oleh penurunan harga cabai merah (andil -0,11%) dikuti oleh komoditas bawang
merah (andil -0,08%), telur ayam ras (andil -0,02%), bawang putih (andil
-0,02%), dan kembang kol (andil -0,01%).
Kabupaten Bungo:
Bulanan: inflasi 0,35% (mtm)
Tahun Berjalan: inflasi 1,66 % (ytd)
Tahunan: inflasi 1,17% (yoy)
Sama halnya dengan Kota Jambi, beras menjadi salah satu
komoditas utama penyumbang inflasi di Kabupaten Bungo (andil 0,34%). Selain
itu, cabai merah (andil 0,22%), akademi/perguruan tinggi (andil 0,05%), bensin
(andil 0,04%), dan nasi dengan lauk (andil 0,03%) turut berkontribusi dalam
mendorong inflasi di Kabupaten Bungo. Namun demikian, inflasi yang lebih tinggi
tertahan oleh penurunan harga bawang merah (andil -0,13%), angkutan udara
(andil -0,09%), ikan nila (andil-0,05%), minyak goreng (andil -0,04%), dan
daging ayam ras (andil -0,03%).
Mencermati perkembangan terkini, pada Bulan Oktober 2023
diprakirakan akan kembali terjadi inflasi. Beberapa risiko yang perlu menjadi
perhatian antara lain kebijakan penyesuaian Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi
mulai tanggal 1 Oktober 2023 sebesar Rp700-Rp1.000; potensi kenaikan harga
beras seiring kenaikan harga GKG dan GKP akibat persaingan harga di tengah
penurunan pasokan domestik dan impor; serta berakhirnya masa penundaan kenaikan
tarif air minum/air bersih bagi pelanggan golongan Rumah Tangga 1 di Kota Jambi.
Adapun kenaikan harga aneka rokok diprakirakan berlanjut sejalan dengan masih
tertransmisinya peningkatan Cukai Hasil Tembakau (CHT) dengan rerata kenaikan
sebesar 10% yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2023.
Dalam rangka memitigasi risiko dimaksud, Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Jambi terus melanjutkan sinergi dengan pemerintah
daerah melalui TPID dan Tim Satgas Pangan serta melanjutkan Gerakan Nasional
Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk menjaga keterjangkauan harga,
ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif
terkait perkembangan inflasi.(*)