- Gentala Arasi 2025: Dorong Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital Jambi yang Berkelanjutan
- Walikota Jambi Serahkan Santunan JKM Kepada Ahli Waris di Seberang Kota Jambi
- Tingkatkan Kepercayaan Publik, OJK Terbitkan Aturan Baru Transparansi dan Publikasi Laporan Bank
- Terlibat Judi Online 90 Keluarga di Kota Jambi Dicoret dari Daftar Bansos
- Walikota Maulana Apresiasi Peningkatan Kualitas Terminal A - Alam Barajo
- Maulana Dorong Masyarakat Manfaatkan IPAL Komunal Untuk Hindari Pencemaran Air Tanah
- Maulana Tekankan, Ciptakan Kebersihan Bukan Sekadar Penilaian Namun Berkelanjutan Untuk Kota Bersih dan Nyaman
- Gubernur Al Haris Antar Langsung Berkas Pengusulan PPPK Paruh Waktu ke Kementerian PANRB
- Hadiri Pelantikan KPPI 2024-2029, Sekda Sudirman Dorong Politik Inklusif
- Batanghari dan Samudra: Reorientasi Kebijakan Maritim Nasional
Menkumham Yasonna Terpilih Jadi Presiden AALCO Ke-61

Keterangan Gambar : Menkumham Yasonna Terpilih Jadi Presiden AALCO Ke-61/f-dok mj
Mediajambi.com– Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Menkumham), Yasonna Laoly terpilih menjadi Presiden The 61st AALCO Annual
Session dalam inagurasi dan akan memimpin persidangan selama 5 hari ke depan.
Terpilihnya Yasonna sebagai Presiden merupakan hal yang spesial mengingat
Indonesia menjadi salah satu negara pendiri AALCO dan pada tahun ini terpilih
menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan forum internasional ini.
Kedudukan ini diserahkan oleh Presiden Sesi Tahunan AALCO
Ke-60, Uma Shekar, yang memimpin persidangan pada tahun sebelumnya di India.
“Ini merupakan
kehormatan bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Sesi Tahunan
AALCO Ke-61 yang menjadi ketiga kalinya bagi Indonesia sebagai tuan rumah,”
ujar Yasonna.
Asia Africa Legal Consultative Organization (AALCO)
menggelar sesi tahunannya yang ke-61 yang akan membahas agenda-agenda yang
selama ini telah dibahas pada sesi-sesi tahun sebelumnya, serta usulan baru
dari negara-negara anggota AALCO. Sebagai tuan rumah, Indonesia juga secara
aktif mengajukan usulan agenda baru yaitu terkait pembentukan Asset Recovery
Expert Forum di antara negara-negara Asia-Afrika.
Isu lain yang didorong Indonesia untuk dibahas dalam sesi
tahunan AALCO tahun ini adalah isu illegal fishing yang diharapkan dapat
menjadi perhatian negara Asia-Afrika dan dapat dikategorikan sebagai kejahatan
transnasional yang terorganisir.
Sebagai informasi, AALCO lahir dari pertemuan bersejarah KTT
Asia-Afrika yang digelar pada tahun 1955 di Bandung, untuk membicarakan masalah
hukum agar memperoleh posisi bersama yang dapat disampaikan pada berbagai
pertemuan internasional seperti pertemuan PBB.
“Sudah waktunya bagi
kita untuk tidak hanya membahas masalah-masalah hukum, namun juga merefleksikan
hasil Konferensi Asia-Afrika beserta prinsip-prinsipnya untuk terus memandu
upaya kita bersama. Sesi tahunan ini merupakan bukti komitmen kita terhadap
visi Asia dan Afrika, bekerja sama untuk masa depan yang lebih baik,” pungkas
Yasonna.(*)