- Semarak May Day dengan Layanan Langsung dan Senam Sehat Bersama Pekerja
- Industri Jasa Keuangan Jambi Tumbuh Positif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- Gubernur Al Haris Boyong Bupati/Wali Kota Audiensi dengan Menhub, Bahas Pengembangan Transportasi
- OJK Dorong Penggunaan Kecerdasan Artifisial di Sektor Perbankan secara Bertanggung Jawab
- Bibit Sawit Unggul Topaz 1 Berbuah Orange, Terbukti Sejahterakan dan digemari Petani
- Hadiri Rakortek Perumahan Pedesaan, Gubernur Al Haris Tegaskan Komitmen Dukung Program Tiga Juta Rumah
- Berkolaborasi Melindungi Ribuan Pekerja Rentan Melalui Program Kampung Bahagia
- Tingkatkan Kolaborasi dan Sinergi, SKK Migas – KKKS Sumbagsel Gelar Event Lifting Olympic
- Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR RI, Gubernur Al Haris Soroti Minimnya Kewenangan Daerah dalam Sektor Minerba
- Gubernur Jambi Al Haris Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR
Menteri ESDM Resmikan Tajak Sumur Infill dan Clastic Banyu Urip

Keterangan Gambar : Menteri ESDM Resmikan Tajak Sumur Infill dan Clastic Banyu Urip
Mediajambi.com – Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Arifin Tasrif, hari ini, Jum’at (1/3) meresmikan kegiatan tajak
sumur infill dan clastic Banyu Urip di Blok Cepu Bojonegoro Jawa Timur dalam
rangkaian kunjungan kerja Menteri ESDM di Jawa Timur. Pemboran sumur infill dan
clastic merupakan bagian dari drilling campaign di Blok Cepu yang dilakukan
oleh Exxonmobil dimulai tahun 2024 hingga tahun 2026 yang terdiri dari pemboran
5 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastics.
Kegiatan pemboran ini dilakukan diantara sumur produksi
existing yang ada di lapangan Banyu Urip untuk mengambil minyak yang tidak bisa
diambil oleh sumur sebelumnya sekaligus untuk membuktikan cadangan reservoir
clastics (reservoir batu pasir). Kegiatan ini diharapkan dapat menambah
produksi lapangan Banyu Urip sebesar 42 juta barel sehingga dapat meningkatkan
produksi minyak di lapangan Banyu Urip yang saat ini berkontribusi sekitar 25%
dari produksi minyak secara nasional.
Pada kunjungan peresmian tersebut turut mendampingi Pj.
Bupati Bojonegoro Adriyanto, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka
Ariadji, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju
Wibowo, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko, Wakil Direktur Utama PT
Pertamina Wiko Migantoro, Direktur Manajemen Resiko PT Pertamina Ahmad Siddik
Badrudin, President ExxonMobil Cepu Limited Carole J. Gall, Direktur Utama PT
Pertamina Hulu Energi Chalid Salim Said, Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu
Muhamad Arifin dan Ketua BKS PI Blok Cepu Suko Hartono
Dalam sambutan dan pengarahannya, Menteri ESDM menyampaikan apresiasinya terhadap ExxonMobil
Cepu Limited (EMCL) yang mampu menjaga produksi di blok ini dengan optimal,
yang awalnya potensinya adalah 400 juta barel, sampai hari ini sudah menghasilkan
630 juta barel dan berpotensi hingga 1 miliar barel. Saat ini produksi di blok
ini mulai menurun, oleh karenanya bersama pemangku kepentingan mendorong untuk
menjaga produksi Banyu Urip.
“Gayung bersambung
dan saat ini direncanakan ada 7 pemboran, jika dibandingkan 8 tahun lalu tidak
ada sama sekali pemboran. Harapannya, lapangan Clastic memiliki potensi yang
sama dengan lapangan Carbonat yang memiliki potensi hingga 1 miliar barel”,
kata Arifin.
Arifin mengharapkan dari kegiatan pemboran sumur infill dan
clastic akan ada tambahan 20.000 hingga 30.000 barel per hari sehingga bisa
menahan laju penurunan produksi, serta kedepannya diharapkan lapangan Clastic
menghasilkan yang sama dengan lapangan Carbonat
“Kami bangga dapat
terus melanjutkan kerjasama dengan Exxon, sebagai perusahaan terbesar di dunia
dengan pengalaman dan teknologi yang Mumpuni. Kita terus melakukan kerjasama
dengan Exxon, termasuk kerjasama carbon capture dan rencana investasi Exxon
lainnya di Indonesia. Kita berharap banyak dengan output yang semaksimal
mungkin dari lapangan Cepu”, ujar Arifin.
Sementara itu Kepala SKK Migas menyampaikan bahwasanya SKK
Migas memberikan perhatian yang besar terhadap upaya menjaga produksi lapangan
minyak di Banyu Urip agar tetap optimal. Dia menyampaikan bahwa produksi
lapangan Banyu Urip telah melampaui yang ditargetkan dalam plan of development
(POD), hal ini berkat berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan oleh SKK
Migas dan Exxon Mobil dalam menjaga kinerja blok Banyu Urip. “Tajak sumur infill
carbonate lapangan Banyu Urip adalah upaya lanjutan yang dilakukan oleh SKK
Migas dan Exxon Mobil selaku operator untuk meningkatkan produksi minyak
sebesar 42 juta barel dengan tetap memperhatikan kemampuan dan daya dukung
reservoir yang ada”, terang Dwi.
“Saya menyampaikan
apresiasi kepada EMCL dan Pertamina Drilling Service Indonesia yang mampu
memenuhi komitmennya untuk menjalankan kegiatan drilling campaign dengan
mempercepat pelaksaan kegiatan pemboran yang awalnya akan dimulai di September
2024. Kami mendorong agar bisa dipercepat di bulan Februari 2024, Alhamdulillah
1 Maret 2024 bisa dilaksanakan”, ujar Dwi.
Lebih lanjut, Dwi menyampaikan bahwa kunjungan hari ini
tentu tidak hanya semata-mata meninjau tajak sumur infill carbonate, tetapi
lebih dari itu, ini menunjukkan kepedulian dan harapan Kementerian ESDM dan SKK
Migas untuk mendorong kinerja operasi yang semakin di optimal di Blok Banyu
Urip. “Sebagai lapangan dengan produksi minyak sekitar 25% dari produksi minyak
secara nasional, maka Banyu Urip sangat diharapkan kontribusinya untuk mencapai
target peningkatan produksi dimasa depan, yaitu produksi 1 juta barel minyak
per hari (BOPD) di tahun 2030 untuk mendukung ketahanan energi nasional”,
katanya
Pada kesempatan yang sama Presiden ExxonMobil Indonesia
Carole Gall menyampaikan proyek Banyu Urip Infill and Clastic, atau yang biasa
kita sebut Proyek BUIC, memiliki arti yang sangat penting. Proyek ini akan
berkontribusi besar terhadap aspirasi yang kami dukung penuh, yaitu tercapainya
target nasional produksi 1 juta barel minyak per hari pada awal tahun 2030,
yang sekaligus memperkuat keamanan energi nasional.
Sesuai rencana drilling campaign, pemboran 2 sumur infill
carbonate yang akan dilaksanakan tahun 2024 diproyeksikan akan mulai onstream di
tahun 2024 ini dengan dilakukan tie in ke fasilitas eksisting. Selanjutnya
diikuti dengan pemboran 3 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastics dalam
rentang waktu hingga tahun 2025 dan diharapkan onstream tahun 2026.
Kegiatan drilling campaign Banyu Urip menggunakan anjungan
dan peralatan yang keseluruhannya dibuat di Indonesia dan dioperasikan oleh PT
Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) yang merupakan anak usaha PT
Pertamina (Persero). Pengeboran ini menunjukkan tingkat kompetensi PDSI di bidang
pengeboran minyak dan gas bumi, serta dukungan industri hulu migas untuk tumbuh
berkembangnya perusahaan nasional serta komitmen SKK Migas dan KKKS dalam
mengimplementasikan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di industri hulu
migas.(***)