- Ny Hesti Haris Buka Kejuaraan Taekwondo Kartini Cup 2025. Kolaborasi Perwosi dan Taekwondo Jambi
- Makeup Dimanapun Praktis dan Lebih Stylish! Aeris Beaute Hadirkan Dua Warna Baru untuk The Signature 4-in-1 Brush
- Pemkot Jambi Serahkan SK kepada 1.909 PPPK, 1 Mundur dan 8 Tak Hadir
- Pertamina Gandeng BPOM Wujudkan UMKM Berdaya Saing di Program Basamo Elok Jambi
- Dibawah Guyuran Hujan Ribuan Peserta Khidmat Ikuti Upacara Hardiknas di Balaikota Jambi
- Kolaborasi Perwosi dan Taekwondo Jambi Hadirkan Kejuaraan Kartini Cup 2025
- Bupati H Anwar Sadat Menerima Audiensi dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jambi
- Bupati Tanjab Barat Inspektur Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025
- Pemkab Tanjab Barat Memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) tahun 2025
- OJK dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025
OJK Bersama AFTECH, AFSI dan AFPI Kembali Gelar The 6th IFSE dan BFN 2024

Keterangan Gambar : OJK Bersama AFTECH, AFSI dan AFPI Kembali Gelar The 6th IFSE dan BFN 2024
Mediajambi.com - Peningkatan ekonomi digital di Indonesia
tidak lepas dari berbagai inovasi yang ada pada sektor tersebut. Mulai dari
perkembangan industri fintech, pertumbuhan E-commerce yang pesat, peningkatan
proses digitalisasi UMKM, serta dorongan Pemerintah berupa kebijakan dan
regulasi yang mendukung berkembangnya ekonomi digital.
Hal tersebut memberikan peluang besar bagi perkembangan
industri fintech di Indonesia yang didukung oleh tingginya pengguna internet
sejumlah 221 juta orang dengan penetrasi penggunaan ponsel pintar sebesar 233
juta pengguna.
Selain itu, demografi Milenial dan Generasi Z menjadi
populasi mayoritas signifikan yang mencakup sekitar 53,821% dari total penduduk
Indonesia, hal ini selaras dengan Laporan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH)
Annual Member Survey (AMS) 2024 yang menunjukan bahwa pengguna fintech
mayoritas adalah generasi Millenials dan Generasi Z mencapai 68,7%.
Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain, Gross
Merchandise Value (GMV) internet Indonesia meningkat hingga USD 82 miliar. Dari
sisi Pemerintah pun menargetkan pada tahun 2025, ekonomi digital di Indonesia
dapat menembus angka USD 109 miliar yang didukung oleh data East Ventures
Digital Competitiveness Index 2023, ekonomi digital Indonesia dapat melonjak
hingga USD 360 miliar pada 2030.
Tren ekonomi digital yang terus meningkat tentu perlu
diimbangi dengan pengetahuan dan edukasi yang baik, mengingat masyarakat
menjadi penggerak utama ekonomi digital di Indonesia. Menurut hasil Survei
Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 yang dirilis OJK,
saat ini angka indeks literasi keuangan Indonesia berada di angka 65,43%,
sedangkan, Indeks Inklusi Keuangan berada di angka 75,02%.
Indeks inklusi keuangan yang lebih besar dibandingkan dengan
indeks literasi keuangan menunjukkan masih terdapat ketimpangan edukasi dan
literasi dari pengguna jasa keuangan sehingga menjadi tantangan bersama bagi
pelaku industri keuangan terutama terkait perlindungan konsumen. Perlu ada
sinergi antara pemerintah selaku regulator serta pelaku industri untuk terus
meningkatkan inklusi serta literasi keuangan bagi masyarakat Indonesia.
Hal ini penting agar potensi ekonomi termasuk ekonomi
digital yang sangat besar dapat dicapai dengan optimal melalui pemahaman yang
baik dari masyarakat selaku penggerak perekonomian.
Sebagai langkah bersama untuk memperkuat industri fintech
dan ekosistem ekonomi digital Indonesia, OJK bersama AFTECH, Asosiasi Fintech
Syariah Indonesia (AFSI) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) serta
pelaku industri kembali bersinergi menyelenggarakan The 6th Indonesia Fintech
Summit & Expo (IFSE) 2024 yang akan berlangsung pada 12 – 13 November 2024
berlokasi di The Kasablanka Hall Jakarta dengan mengusung tema “Technology
Convergence: Shaping the Future of Finance and Beyond”.
Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi informasi mengenai
perkembangan dan isu-isu terkini di bidang fintech dan inovasi keuangan digital
bersama dengan regulator dan praktisi industri baik di tingkat domestik maupun
global. Kegiatan IFSE ini merupakan acara puncak dari pelaksanaan Bulan Fintech
Nasional (BFN) selama satu bulan penuh mulai 11 November 2024 yang bertepatan
dengan momentum Hari Fintech Nasional hingga 12 Desember 2024. Ragam topik
terkait financial planning, literasi keuangan, keamanan digital, serta outlook
industri fintech di tahun 2025 akan dibahas pada kegiatan yang menargetkan 500
– 750 peserta conference dari pelaku industri Fintech, pemerintah, lembaga
internasional, think tank, dan akademisi.
Pada acara pre-event media gathering di Gedung OJK Menara
Radius Prawiro, Senin (04/11), Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan
Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto (IAKD)
OJK – Bapak Djoko Kurnijanto menyatakan bahwa tema acara tahun yaitu Technology
Convergence, Shaping the Future of Finance and Beyond, menandai bahwa emerging
global issue itu adalah terkait teknologi. Lebih lanjut, Djoko menyampaikan
bahwa terdapat empat tantangan utama dalam mengembangkan potensi digital
khususnya di bidang inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK).
“Pertama, pertumbuhan
ITSK Indonesia yang bergantung pada investasi di sektor fintech. Kedua,
perlunya regulasi yang memadai. Ketiga, ketersediaan sumber daya yang kompeten,
dan terakhir adalah terkait integrasi dan kolaborasi,” jelas Djoko.
Selain itu, Djoko juga menekankan bahwa OJK terus
berkomitmen mendukung penuh dalam penyelenggaraan Indonesia Fintech Summit 2024
sebagai langkah sinergi dan kolaborasi antara regulator, asosiasi industri dan
pemain industri untuk menciptakan ekosistem keuangan digital yang berdaya saing
dan aman.
“Kami berharap bahwa
IFSE dan BFN 2024 dapat menjadi wadah yang efektif untuk industri dapat terus
melakukan inovasi bukan hanya dalam pengembangan produknya namun juga
meningkatkan kolaborasi dengan berbagai sektor bisnis dalam memperkuat
ekosistem keuangan digital,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal AFTECH Budi Gandasoebrata menyatakan,
“The 6th IFSE dan BFN merupakan media untuk berdialog antara regulator dan
industri, serta menjadi platform bagi para pelaku industri fintech untuk
menampilkan inovasi produknya. Pemangku kepentingan dari OJK, Bank Indonesia
(BI), Kementerian Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Digital, serta
stakeholders penting lainnya dijadwalkan akan turut serta hadir sebagai
pembicara. Selain itu, berbagai perusahaan fintech juga akan menyelenggarakan
berbagai program promosi di sepanjang BFN.
Sebagai Asosiasi yang resmi ditunjuk oleh OJK untuk mewadahi
pelaku industri fintech, ajang The 6th IFSE dan BFN juga menjadi platform bagi
para perusahaan fintech untuk memperoleh insights regulasi terkini dan
sekaligus menampilkan inovasi terbarunya kepada masyarakat.
Sebagai salah satu mitra penyelenggara, Ketua Umum AFSI,
Ronald Yusuf Wijaya menyambut antusias penyelenggaraan The 6th IFSE dan BFN
2024, yang dipandang sebagai kesempatan strategis untuk mendorong literasi dan
inklusi keuangan digital syariah di Indonesia.
“Dengan peringkat
ketiga dalam Global Islamic Fintech Report 2023/24 sebagai negara yang paling
mendukung pertumbuhan fintech syariah, serta didukung oleh jumlah penduduk
muslim yang besar, Indonesia berpotensi kuat untuk menjadi pusat ekonomi
syariah berbasis fintech, yang dapat memperluas akses keuangan bagi masyarakat.
AFSI siap memanfaatkan momentum ini dengan menghadirkan 32 program unggulan selama
BFN, yang mencakup penguatan ekosistem keuangan digital syariah, literasi, dan
peningkatan talenta digital muda, yang menargetkan segmen generasi muda,
profesional, UKM, perempuan, dan penyandang disabilitas”.
The 6th IFSE 2024 juga melibatkan kolaborasi dengan AFPI
sebagai mitra penyelenggara, Sekretaris Jenderal AFPI, Tiar Karbala melengkapi
“penyelenggaraan The 6th IFSE dan BFN 2024 membawa misi penting yang dapat
memberikan dampak penting bagi industri fintech pendanaan dalam memperkenalkan
fintech lending sebagai solusi inklusif yang mampu menjawab kebutuhan pendanaan
UMKM”.
Lebih lanjut Tiar berharap dengan partisipasi AFPI dalam
penyelenggaraan The 6th IFSE dan BFN 2024 dapat memberikan wawasan baru bagi
masyarakat dan UMKM tentang dampak positif penggunaan fintech lending dalam
memberikan akses pembiayaan dalam pengembangan usaha,
Menutup kegiatan media gathering, Sekretaris Jenderal
AFTECH, Budi Gandasoebrata, menyampaikan “terima kasih kepada mitra kami yang
sigap dan saling bahu-membahu untuk kesuksesan The 6th IFSE dan BFN 2024
termasuk kepada rekan rekan media yang selalu mendukung dalam menyampaikan
informasi kepada masyarakat terkait ragam produk dan layanan fintech di
Indonesia.”
The 6th IFSE dan BFN 2024 juga turut mengajak masyarakat
untuk memeriahkan kampanye digital #GueAFIN & #SiPalingFintech yang
diharapkan dapat meningkatkan antusias publik untuk menjadi individu yang
paling mengerti fintech sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif kepada
lingkungan sekitarnya untuk mengenal, memanfaatkan dan menggunakan ragam produk
dan layanan fintech dalam mendukung aktivitas sehari-hari dan mendorong
digitalisasi UMKM di Indonesia. Bersama, ikuti BFN dan The 6th IFSE 2024 dengan
melakukan pendaftaran melalui www.bulanfintechnasional.com dan jadi
#SipalingFintech.(*)