Pandangan Muslim Indonesia Terhadap Aktivitas Ibadah dan Perlakuan Penduduk Non-Muslim di Australia

By MS LEMPOW 20 Okt 2023, 17:02:33 WIB Nasional
Pandangan Muslim Indonesia Terhadap Aktivitas Ibadah dan Perlakuan Penduduk Non-Muslim di Australia

Keterangan Gambar : Pandangan Muslim Indonesia Terhadap Aktivitas Ibadah Muslim dan Perlakuan Penduduk Non-Muslim Terhadap Muslim di Australia/dok mj


Mediajambi.com - Islam merupakan salah satu agama yang keberadaannya merupakan minoritas di Australia. Menurut data sensus 2021 di Australia, Masyarakat yang mengakui dirinya sebagai muslim berjumlah 813,392 penduduk atau 3.2% dari seluruh populasi di Australia. Muslim di sana pun juga melakukan aktivitas sehari-hari seperti pada umumnya. Terdapat beberapa tanggapan dari muslim Indonesia terhadap aktivitas ibadah muslim dan perlakuan non-muslim terhadap muslim di sana.

Meskipun muslim merupakan penduduk minoritas disana, masjid bukanlah tempat yang jarang ditemui di Australia. Bahren, seorang tamatan S3 di Western Sydney University yang lama menetap lama di Lakemba, Australia, mengatakan, “Lakemba merupakan salah satu kota yang dimana muslim merupakan mayoritas di sana. Tersedia beberapa masjid yang dimiliki beberapa komunitas seperti Indonesia, Lebanon, Pakistan, dsb. Mereka beribadah, menjalankan sholat 5 waktu, dan merayakan hari raya sebagaimana muslim semestinya.”. Rafidah, seorang dosen UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi juga mengatakan, “Pesatnya Islam di negeri kangguru ditandai dengan banyaknya masjid, sekolah Islam dan restoran halal. Muslim juga kini banyak yang menjadi anggota parlemen, doker, dan lainnya. Australia merupakan negara yang ramah untuk muslim melakukan ibadah tanpa adanya gangguan.”.

Namun, Muhammad Zidanul Ihsan, seorang mahasiswa Sastra Inggri Universitas Andalas yang pernah menetap di Australia mengaku adanya hambatan dalam melakukan ibadah, “Orang muslim di Australia itu tidak bisa melaksanakan ibadah secara intens, berbeda dengan Indonesia. Salah satunya karena tidak ada ishoma (istirahat makan dan sholat), saya sangat kesulitan menyempatkan waktu untuk sholat, terkhususnya sholat Jum’at.”.

    Bagaimana dengan diskriminasi terhadap muslim? Diskriminasi sendiri berupa sikap membedakan golongan tertentu secara sengaja. Bagi beberapa penduduk yang pola pikirnya belum cukup luas menerima pengetahuan tentang berbagai macam agama, muslim menjadi sasaran yang empuk menjadi bahan diskriminasi.

    Menurut Zidan, “Diskriminasi itu sendiri pasti ada, secara beberapa dari mereka sendiri ada yang sudah terdoktrin bahwa muslim adalah teroris. Tapi tidak semua orang melakukan hal yang sama karena pengetahuannya yang lebih dalam terhadap muslim.”. Zidan juga menambahkan, “Kalau perbedaan perlakuan itu seperti ketika di subway, ketika orang berhijab atau bercadar sedang duduk menunggu, ada beberapa penduduk yang memilih untuk menjaga jarak dan duduk jauh dari orang tersebut.”.

    Pendapat yang sangat bertolak belakang terhadap Zidan dilontarkan oleh Bahren, “Australia itu salah satu negara yang menganut pluralisme. saya sebagai muslim yang tinggal di Australia tidak pernah merasakan adanya diskriminasi khususnya agama. Justru pemerintah memberikan fasilitas dan kesempatan menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing.”.

    Menurut Rafidah, muslim di sana mendapatkan diskriminasi yang sangat minim, “Pada zaman sekarang, hampir tidak ada diskriminasi di Australia terhadap muslim. Namun, untuk membangun sebuah tempat ibadah muslim di sana tidak mudah. Pembuatan masjid biasa dilakukan dengan cara membeli rumah kosong yang akan dijadikan rumah ibadah, bukan langsung mengajukan permohonan pembuatan masjid karena hal tersebut jarang langsung disetujui.”.

    Perlakuan seseorang sangat dipengaruhi oleh pola pikir masing-masing individu. Menurut Zidan, setelah non-muslim mengetahui bahwa diri kita adalah muslim, sebagian dari mereka terlihat biasa saja, sebagian ada yang menanyakan banyak hal tentang Islam, ada pula sebagian dari mereka yang langsung menunjukkan ketidaksukaan dan kekhawatirannya berdekatan dengan muslim dan langsung mengambil jarak. Zidan mengatakan, “Di Indonesia kan muslim merupakan mayoritas, wajar saja sangat sedikit perbedaan perlakuan non-muslim terhadap muslim. Berbeda dengan di sana, muslim merupakan minoritas sehingga pengetahuan mereka terhadap muslim masih minim sehingga terjadi hal-hal yang saya sebutkan tadi.”.

    Mencari makanan yang aman dan halal dikonsumsi oleh muslim bukanlah suatu hal yang mudah di negara dimana muslim bukanlah mayoritas penduduknya. Menurut Rafidah, “Untuk makanan halal di Australia, mereka memiliki lembaga makanan halal terbesar, yaitu ICCV (Islamic Coordinating Council of Victoria). Mereka memberikan label-label halal pada makanan setelah melalui proses halal. Bahren juga mengatakan, “Disana ada organisasi yaitu Australian National Imams Council yang sangat ketat terhadap makanan halal. Jika makanan sudah mendapat label halal, berarti makanannya sudah melalui proses yang halal. Di beberapa toko sudah ditempel logo halal dan beberapa penjaga restoran juga akan menginformasikan halal tidaknya restoran tersebut.”.

    Menurut Zidan, “Kita juga harus pandai dalam memilih makanan. Kalau sekiranya tidak ada ketentuan halal, ambil aman saja, tidak usah beli atau mampir.”.

    Tidak dapat dihindari bahwa Muslim di Australia tetap mengonsumsi hal yang haram, mengingat Australia merupakan negara yang bebas dan muslim di sana di kelilingi lingkungan yang bebas di luar muslim. “Itu tergantung diri sendiri. Kebanyakan penduduk muslim asli di Australia tetap melakukan hal yang haram, seperti tetap makan daging babi, dikarenakan pengaruh sekitar yang memakan babi seperti daging biasa.” Lontar Zidan.

    Begitu banyak pendapat yang sama sampai yang bertolak belakang tentang pandangan muslim Indonesia terhadap Muslim di Australia. Hal yang paling penting dari semua itu adalah tetap teguh atas agama yang dianut, mematuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan dalam agama masing-masing. (Oleh: Hanifah Az-Zahra  Mahasiswi Jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)

     

     




    Write a Facebook Comment

    Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

    Semua Komentar

    Tinggalkan Komentar :