- Gubernur Al Haris Ajak Semua Pihak Bersatu dan Bersinergi Atasi Karhutla di Provinsi Jambi
- Walikota Maulana Ungkap Strategi Kota Jambi Tekan Stunting, Angkat Pekerja Rentan, dan Capai UHC
- Wawako Diza : Pramuka Bukan Seremoni, Tapi Wadah Pembentukan Karakter Bangsa
- Rakor Bersama Kemenkum, Pemkot Jambi Matangkan Pendirian Koperasi Merah Putih
- Kemas Faried Serahkan Dua Dermaga Apung untuk Dongkrak Wisata Danau Sipin
- Ketua DPRD Kota Jambi Bantu Orang Tua Raffi, Warga yang Mengidap Penyakit Steven Johnson Syndrome
- 149 PKL Kota Jambi Siap Direlokasi, Pemkot Jambi Tegaskan Penertiban Lapak Liar
- Walikota Maulana Hadiri HUT Kota Palembang, Bawa Misi Komwil II APEKSI Bangun Jaringan Antar-Kota
- Pastikan Kesiapan Sekolah Rakyat, Wawako Bersama Wakil KSP dan Gubernur Cek Lapangan
- Siapkan Anggaran Rp7 Miliar, Pemkot Jambi Lanjut Bangun Pedestrian Kolonel Abunjani
Pasar Apung Destinasi Wisata Dadakan di Kawasan Candi Muaro Jambi, Hanya Ada di saat Banjir

Keterangan Gambar : Pasar Apung Destinasi Wisata Dadakan di Kawasan Candi Muaro Jambi, Hanya Ada di saat Banjir
Mediajambi.com - Luapan Air Sungai Batanghari yang
menggenangi di Kawasan Candi Muaro Jambi di Kabupaten Muaro Jambi Provinsi
Jambi, dijadikan masyarakat sebagai arena Pasar Apung. Destinasi wisata baru
yang menyedot banyak pengunjung dari berbagai daerah. Pasar Apung dibuka sejak
11 Januari lalu, buka mulai pukul 10.00 wib hingga sore hari.
Keberadaan Pasar Apung memberikan berkah tersendiri bagi
masyarakat setempat. Warga bisa berdagang makanan, menyewakan perahu dan
menyediakan motor sewaan dan angkutan motor atau ojek pulang pergi ke lokasi
Pasar Apung yang berada di kawasan Candi Astano.
Pasar Apung memberikan sensasi tersendiri. Pengunjung bisa
menikmati aneka makanan tradisional sembari bermain perahu. Pedagang makanan
yang didominasi ibu ibu itu, menjual makanan di atas perahu dan menggunakan
penutup kepala tekukuk. Pengunjung berperahu mendatangi lokasi mereka
berjualan dan menikmati makanan tersebut
diatas perahu. Pasar apung menggantikan
posisi Pasar Paduka yang terpaksa tutup karena banjir.
Warga setempat menyewakan perahu dengan tarif Rp 20.000
untuk setengah jam, jika menggunakan sendiri perahu itu. Namun jika menggunakan
tukang dayung ditambah uang jasa Rp 5.000. Karena lokasi banjir di kawasan
Candi Astano tidak terlalu luas, maka waktu setengah jam itu sudah cukup untuk
berkeliling dan jajan.
Aneka kue tradisional dijajakan, seperti ketan jando, yaitu
nasi ketan yang dimakan menggunakan ikan teri diberi bumbu dan cabe. Ada juga
kue khas Jambi Pedamaran, ketan diberi
kuah durian, pisang goreng panas, kopi
dan berbagai jenis jajanan lainnya. Harga jual makanan itupun relatif
murah, mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 5.000 namun rasanya enak. Ketan duren
misalnya hanya Rp 5.000 per gelas dan pisang goreng Rp 5.000 per tiga iris.
Pisang tersebut langsung digoreng diatas perahu.
Lina (58) seorang pengunjung yang merupakan warga Jakarta
mengaku terkejut dan senang datang ke Pasar Apung tersebut. "Kreatif
sekali masyarakat disini. Mereka manfaatkan banjir untuk wisata, dan harga jual
makanannya tidak aji mumpung, padahal enak enak," ujarnya. Dia selama ini
hanya tau kawasan Candi Muara Jambi hanya melihat tumpukan candi candi semata.
"Saya cukup surprise dan justru jauh lebih menarik Pasar Apung ini,"
ujarnya.
Keberadaan Pasar Apung memberikan berkah tersendiri bagi
warga setempat. "Alhamdulillah saya bisa ngojek, karena mau potong getah
karet tidak bisa, lahan kena banjir," ujar Marwan. Dia mengaku di akhir
pekan, Sabtu dan Minggu pengunjung cukup ramai, sehingga sehari dia bisa
mendapatkan pemasukan hingga Rp 100.000. "Lumayan buk, ada pemasukan
sampingan," ujarnya.
Hal senada dikatakan Upik (35) pemilik perahu yang
disewakan. Dia bersyukur karena selama banjir suaminya tidak bisa bekerja
sebagai tukang sedot pasir. "Alhamdulillah ada pemasukan dari menyewakan
perahu dan bisa berbagi dengan warga lain yang mengatur perahu," ujarnya.
Sayangnya, jalan menuju lokasi Pasar Apung banyak yang rusak
dan digenangi banjir. Sehingga pengguna motor harus ekstra hati hati agar tidak
jatuh. (Lin)