- Gubernur Al Haris: Pemprov dan Pemkab Bersinergi Benahi Sistem Pertanian Agar Hasil Meningkat
- Pertisun Perdana di Kerinci, Gubernur Al Haris Bawa Pejabat Turun Langsung ke Dusun Serap Aspirasi Warga
- Gubernur Al Haris: Pertisun Bertujuan Agar Kita Mengetahui Kondisi Masyarakat Yang Sebenarnya
- Hadapi Tantangan Ekonomi dan Industri XL Axiata Berhasil Lalui Kuartal Pertama 2025 dengan Pencapaian Kinerja Positif
- DPRD dan YLKI Desak Revisi Perwal 61/2018, Soroti Beban Biaya Kantong Plastik pada Konsumen
- Wakil Walikota Jambi Jadi Narasumber Seminar Nasional Ekonomi Digital di Universitas Jambi
- Semarak O2SN dan FLS3N 2025 Kota Jambi : Wujudkan Generasi Berprestasi dan Berkarakter
- Pererat Silaturahmi dan Sinergitas, Kasat Lantas Polresta AKP Hadi Siswanto Kunjungi Kantor Jasa Raharja Jambi
- Rohim Korban Tengelam Ditemukan di Sungai Tantan Desa Telun
- Simulasi Nyata, Pelindo Jambi Perkuat SDM Hadapi Kebakaran Industri
Pasar Modal Indonesia Tumbuh Positif Ditengah Dinamika Global Selama Tahun 2023

Keterangan Gambar : Pasar Modal Indonesia Tumbuh Ditengah Dinamika Global Selama Tahun 2023
Mediajambi.com- Di
tengah kondisi ketidakstabilan perekonomian global, kinerja Pasar Modal
Indonesia di sepanjang tahun 2023 terus menunjukkan kinerja yang positif. Hal
ini tercermin dari sejumlah indikator seperti stabilitas pasar, aktivitas
perdagangan, jumlah penghimpunan dana, dan jumlah investor ritel yang terus
meningkat.
Demikian disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal,
Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam sambutan
Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023 di Jakarta, Jumat.
“Berkat sinergi, kolaborasi, dan kerja sama yang kuat dari
seluruh pemangku kepentingan di industri Pasar Modal Indonesia, pada akhirnya
kita mampu menghadapi berbagai tantangan tersebut dan terus mengukir berbagai
capaian positif di tahun 2023,” kata Inarno.
Hadir dalam kegiatan tersebut jajaran Anggota Dewan
Komisioner OJK, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae, Kepala
Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Ogi
Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan,
Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi, Ketua Dewan Audit
Sophia Wattimena, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan
Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya
Agusman serta Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset
Keuangan Digital, dan Aset Kripto Hasan Fawzi, Pimpinan Self Regulatory
Organization, dan perwakilan pelaku industri Pasar Modal.
Sebelumnya kegiatan ini diawali dengan kegiatan Konferensi
Pers Penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023 dengan narasumber
Kepala Departemen Perizinan Pasar Modal, Luthfy Zain Fuady, Direktur Utama PT
Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek
Indonesia, Iding Pardi, serta Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia, Samsul Hidayat.
Per 28 Desember 2023, IHSG telah berada di posisi 7.303,89
poin atau berhasil tumbuh sebesar 6,62 persen secara year-to-date. Seiring
dengan pertumbuhan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar juga tumbuh sebesar 23,82
persen secara year-to-date yaitu sebesar Rp11.762 triliun.
Indonesia Composite Bond Index tumbuh sebesar 8,51 persen
dari akhir tahun 2022 sebesar 344,78 menjadi 374,20.
Seiring dengan peningkatan aktivitas perekonomian domestik,
kegiatan penghimpunan dana melalui Pasar Modal terus meningkat. Per 28 Desember
2023, OJK telah merilis surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran
dalam rangka Penawaran Umum untuk 211 penawaran umum dengan total emisi sebesar
Rp247,06 triliun.
Penghimpunan dana Securities Crowdfunding (SCF) juga terus
bertambah. SCF telah berhasil dimanfaatkan oleh 493 pelaku UKM, dengan total
dana yang dihimpun sebesar Rp1,04 triliun dari 167.788 pemodal, melalui 16
platform penyelenggara SCF.
Dari sisi demand, OJK mencatat pertumbuhan jumlah investor ritel
di Indonesia juga sangat pesat, hal ini ditunjukkan dengan jumlah Single
Investor Identification (SID) yang tercatat mencapai 12,16 juta SID atau
meningkat hampir lima kali lipat dalam empat tahun terakhir.
Kinerja Pengaturan, Perizinan, Pengawasan, dan Penegakan
Hukum di Bidang Pasar Modal 2022.
Sepanjang tahun 2023, OJK terus meningkatkan kinerja dalam
melaksanakan tugas pengaturan, perizinan, pengawasan, penegakan hukum, dan
upaya perlindungan investor di Pasar Modal.
Hingga 28 Desember 2023, OJK telah menerbitkan 8 Peraturan
OJK dan 5 Surat Edaran OJK di bidang Pasar Modal serta menerbitkan 1.700 izin
dan/atau pendaftaran baru yang terdiri dari 8 izin pelaku bidang pengelolaan
investasi, 164 produk pengelolaan investasi Pasar Modal, 1.301 izin wakil
perusahaan, 150 izin lembaga dan profesi penunjang Pasar Modal, 74 Emiten baru,
2 Penyelenggara SCF, serta 1 penyelenggara Bursa Karbon.
Sementara itu, dari sisi pengawasan dan penegakan hukum, OJK
telah melakukan pengawasan kepada seluruh pelaku industri Pasar Modal yang
terdiri dari 136 Manajer Investasi dan Penasehat Investasi, 990 Emiten dan
Perusahaan Publik, 122 Perusahaan Efek, 85 Lembaga Efek & Lembaga
Penunjang, 2.653 Profesi Penunjang Pasar Modal, dan seluruh transaksi Efek dan
derivatifnya.
Sebagai tindak lanjut dari pengawasan yang telah dilakukan,
OJK telah menetapkan 796 surat sanksi baik karena keterlambatan pelaporan
maupun kasus pelanggaran yang terdiri dari 21 sanksi pencabutan izin, 1 sanksi
pembekuan izin, 72 sanksi peringatan tertulis, dan 702 sanksi administratif
berupa denda dengan jumlah denda seluruhnya sebesar Rp105,79 miliar. Selain
itu, OJK juga menerbitkan 63 Perintah Tertulis untuk melakukan tindakan
tertentu sebagai upaya penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan
di bidang Pasar Modal.
Kebijakan Strategis OJK Bidang Pasar Modal, Keuangan
Derivatif, Dan Bursa Karbon Tahun 2023
Sebagai upaya dalam melakukan pengembangan dan pendalaman
Pasar Modal sekaligus untuk meningkatkan perlindungan investor, di sepanjang
tahun 2023 OJK juga mengeluarkan beberapa kebijakan strategis di antaranya:
Peluncuran Roadmap Pasar Modal Indonesia 2023-2027 sebagai
acuan dalam pengembangan industri Pasar Modal;
Penataan organisasi di internal OJK untuk mendukung
penguatan pengawasan;
Penerbitan regulasi turunan dan juga pembentukan tim task
force untuk peralihan tugas dan kewenangan dari Bappebti ke OJK sebagai tindak
lanjut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan
Sektor Keuangan (UU P2SK);
Peluncuran Bursa Karbon sebagai bentuk komitmen OJK dalam
mendukung pemerintah untuk mencapai target NDC sebagaimana termuat dalam Paris
Agreement. Sejak pertama kali diluncurkan di 26 September 2023 hingga 28
Desember 2023, tercatat ada 46 pengguna jasa dalam ekosistem perdagangan karbon
yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 494.254 tCO2e (ton setara
CO2) dengan frekuensi sebanyak 46 kali, dan akumulasi nilai sebesar Rp30,91
miliar;
Penandatanganan MoU OJK dan European Securities and Markets
Authority (ESMA) untuk memperkuat kerja sama dalam konteks pengaturan dan
praktik pengawasan atas CCP di bawah pengawasan OJK yang diakui ESMA (KPEI);
Menjalankan peran dan amanat sebagai Ketua Asean Capital
Market Forum (ACMF) secara optimal. Beberapa inisiatif utama yang telah dicapai
antara lain:
Penerbitan ASEAN Transition Finance Guidance yang merupakan
pedoman umum bagaimana suatu rencana transisi ke ekonomi rendah karbon bisa
dikatakan kredibel, transparan, dan inklusif;
Penyelesaian proses revisi ASEAN Corporate Governance
Scorecard, yang merujuk pada revisi OECD Principles on Corporate Governance
dimana sustainability menjadi pilar utama yang baru. Scorecard ini akan
digunakan dalam penilaian untuk menentukan Top Publicly Listed Companies (PLCs)
di ASEAN yang akan dimulai dengan penilaian di tahun 2024 untuk tahun laporan
2023;
ACMF-IFRS Foundation Dialogue on IFRS Sustainability
Disclosure Standards. ACMF terus mendorong peningkatan kualitas pelaporan
keberlanjutan (sustainability disclosure) dengan menjalin kolaborasi dengan
ISSB sebagai pembuat standar global untuk sustainability disclosure. Kolaborasi
ini telah dituangkan dalam protokol dialog yang ditandatangani di pertemuan
kemarin. Melalui kolaborasi ini ACMF bisa mengintensifkan program capacity
building baik untuk anggota ACMF sebagai regulator dan juga untuk Perusahaan
penyusun laporan keberlanjutan;
Peluncuran Handbook untuk ASEAN Green Lane, untuk
memfasilitasi penawaran lintas batas Reksa Dana berbasis keberlanjutan; dan
Penandatanganan MoU OJK dan FSRA-ADGM untuk memperkuat kerja
sama timbal balik dan pertukaran informasi khususnya untuk pengembangan Pasar
Karbon.
Dalam rangka menjaga momentum pertumbuhan dan pengembangan
Pasar Modal, OJK telah menyiapkan beberapa program prioritas pada tahun 2024 antara
lain sebagai berikut:
Tindak lanjut UU P2SK melalui penyusunan regulasi turunan
termasuk Implementasi Perdagangan Karbon dan Penguatan landasan hukum terkait
produk derivatif.
Peningkatan cakupan perlindungan Dana Perlindungan Pemodal
(DPP) Reksa Dana dan Layanan Urun Dana (SCF) serta Revisi Peraturan OJK tentang
SCF.
Penyusunan ketentuan terkait pemberian insentif pada
Penawaran Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk Berlandaskan Keberlanjutan.
Peningkatan kualitas pengelolaan investasi melalui
pengaturan ranking atau rating Reksa Dana; serta
Revisi Peraturan OJK terkait Transaksi Marjin dan Liquidity
Provider untuk meningkatkan likuiditas transaksi.
“Berbagai program prioritas ini tentunya tidak dapat dicapai
tanpa dukungan seluruh pemangku kepentingan di Pasar Modal indonesia. Oleh
karena itu, OJK mengimbau kepada seluruh stakehoders di Pasar Modal agar dapat
terus menjaga sinergi yang baik guna mewujudkan Pasar Modal yang mampu mendorong
perekonomian nasional untuk Indonesia Maju dan Pembangunan Berkelanjutan,” kata
Inarno.(*)