- Gentala Arasi 2025: Dorong Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital Jambi yang Berkelanjutan
- Walikota Jambi Serahkan Santunan JKM Kepada Ahli Waris di Seberang Kota Jambi
- Tingkatkan Kepercayaan Publik, OJK Terbitkan Aturan Baru Transparansi dan Publikasi Laporan Bank
- Terlibat Judi Online 90 Keluarga di Kota Jambi Dicoret dari Daftar Bansos
- Walikota Maulana Apresiasi Peningkatan Kualitas Terminal A - Alam Barajo
- Maulana Dorong Masyarakat Manfaatkan IPAL Komunal Untuk Hindari Pencemaran Air Tanah
- Maulana Tekankan, Ciptakan Kebersihan Bukan Sekadar Penilaian Namun Berkelanjutan Untuk Kota Bersih dan Nyaman
- Gubernur Al Haris Antar Langsung Berkas Pengusulan PPPK Paruh Waktu ke Kementerian PANRB
- Hadiri Pelantikan KPPI 2024-2029, Sekda Sudirman Dorong Politik Inklusif
- Batanghari dan Samudra: Reorientasi Kebijakan Maritim Nasional
Pekerjaan IPALD di Kota Jambi: Waskita Karya Baru 63%, Terkendala Kondisi Tanah Hingga Finansial

Keterangan Gambar : Penyelesaian Pekerjaan IPALD di Kota Jambi: Waskita Karya Baru 63%, Terkendala Kondisi Tanah Hingga Finansial/f-yen
Mediajambi.com - Tiga kontraktor, PT Adhi Karya, PT Waskita
Karya, dan PT Brantas Abipraya, saat ini sedang bekerja keras untuk
menyelesaikan proyek Jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD)
di Kecamatan Pasar dan Jambi Timur, Kota Jambi.
Meskipun pada awalnya progres pekerjaan terlihat
menggembirakan, berbagai kendala teknis dan finansial menghambat pencapaian
target yang telah ditetapkan.
Kepala Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah (BPPW) Jambi,
Dibyo Saputro mengatakan jika PT Adhi Karya membangun jaringan perpipaan hingga
sambungan rumah di wilayah Kecamatan Pasar, PT Waskita Karya membangun jaringan
perpipaan di wilayah Jambi Timur dan PT Brantas Abipraya membangun instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) di wilayah Jambi Timur.
Proyek ini terbagi menjadi tiga paket, dengan paket B1 yang
mencakup IPAL yang dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya berhasil mencapai
progres 100 persen, hanya menunggu tahap Commissioning (uji coba).
Namun, fokus utama saat ini adalah pada dua paket lainnya
yang melibatkan pekerjaan jaringan perpipaan.
Paket pertama, yang melibatkan pekerjaan pipa jaringan di
wilayah Kecamatan Pasar Jambi oleh PT Adhi Karya, dengan nilai Rp150 Miliar
telah mencapai progres fisik sebesar 97 persen.
Kendati demikian, tantangan teknis muncul terutama terkait
kondisi tanah di Kota Jambi yang sulit diprediksi.
Dibyo Saputro, menjelaskan bahwa seringkali pekerjaan harus
terhenti karena mata bor terhambat oleh kondisi di bawah tanah yang tidak dapat
diprediksi dengan baik.
"Ada masalah daya dukung tanah yang sangat jelek
sekali, hampir tidak ada daya tahan tanah. Pipa limbah ini harus memiliki
kemiringan yang linear, tidak boleh naik turun, sementara saat di bor daya
tahan tanah sering turun sendiri, sehingga mata bor harus berhenti. Ini tidak
pernah kami duga sebelumnya, di mana dalam satu jalur itu memiliki kondisi
tanah yang berbeda-beda," jelasnya.
Kata dia, pekerjaan yang telah berlangsung selama hampir
tiga tahun ini seringkali menghadapi hambatan seperti itu, ditambah dengan
temuan kayu dan ban di kedalaman 9 meter.
Meskipun demikian, tim proyek terus mencari metode yang
paling efektif untuk menyelesaikan proyek ini.
Sementara itu, paket kedua melibatkan pekerjaan jaringan
perpipaan di Kecamatan Jambi Timur yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya dengan
nilai kontrak Rp250 Miliar. Namun, progres fisiknya saat ini baru mencapai 63
persen.
Dibyo menyatakan masalah finansial yang dialami oleh PT
Waskita Karya menjadi kendala serius dalam proyek ini. "Akumulasinya kita
mengalami keterlambatan yang cukup jauh," ungkap Dibyo.
Kontrak pekerjaan dengan PT Waskita Karya menggunakan sistem
yang tidak dibatasi waktu tahun anggaran, tetapi kondisi keuangan perusahaan
mempengaruhi dukungan ke proyek.
Dibyo menegaskan bahwa target pihaknya adalah memperpanjang
waktu pelaksanaan kegiatan hingga Juni 2024 mendatang untuk memastikan
penyelesaian proyek ini secara optimal.
"Ada rencana seperti itu, kalau tidak selesai, maka
diperkirakan akan diperpanjang hingga Juni 2024, khusus yang dikerjakan oleh PT
Waskita Karya," katanya.
Setelah penyelesaian jaringan perpipaan, akan ada kegiatan
susulan untuk mendukung fungsi IPALD, termasuk sambungan rumah dan pengembangan
jaringan perpipaan yang lebih kecil lagi.
Terkait keberfungsian ini tidak sepenuhnya tergantung dengan
paket yang dikerjakan oleh PT Waskita di Kecamatan Jambi Timur.
Ada wilayah yang sudah bisa berfungsi yang pekerjaan
jaringannya sudah selesai oleh PT Adhi Karya di Kecamatan Pasar.
"Februari 2024 nanti air limbah dari pelanggan yang
sudah tersambung di Kecamatan Pasar bisa dialirkan ke IPALD dan diproses
pengolahannya, sambil menunggu yang kegiatan di Jambi Timur diselesaikan,"
ujarnya.
Kedepan, pekerjaan paling banyak memang di Jambi Timur. Dibyo
mengungkapkan, pekerjaan dibeberapa ruas jalan ada yang sudah selesai dan sudah
bisa dilakukan pengaspalan, namun masih ada kendala untuk pemesanan aspal yang
harus menunggu antrean.
"Di Jambi untuk pesanan aspal ini hanya ada dua tempat,
kita sudah memesan aspal namun pihak ketiga itu baru bisa menyanggupi setelah
mereka menyelesaikan tanggung jawab mereka di pekerjaan lain. Jadi antrean, hal
yang sulit kita antisipasi karena sepenuhnya kita tergantung pada pihak
ketiga," pungkasnya. (**)