Pekerjaan IPALD di Kota Jambi: Waskita Karya Baru 63%, Terkendala Kondisi Tanah Hingga Finansial

By MS LEMPOW 21 Des 2023, 18:13:33 WIB KOTA
Pekerjaan IPALD di Kota Jambi: Waskita Karya Baru 63%, Terkendala Kondisi Tanah Hingga Finansial

Keterangan Gambar : Penyelesaian Pekerjaan IPALD di Kota Jambi: Waskita Karya Baru 63%, Terkendala Kondisi Tanah Hingga Finansial/f-yen


Mediajambi.com - Tiga kontraktor, PT Adhi Karya, PT Waskita Karya, dan PT Brantas Abipraya, saat ini sedang bekerja keras untuk menyelesaikan proyek Jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) di Kecamatan Pasar dan Jambi Timur, Kota Jambi.

Meskipun pada awalnya progres pekerjaan terlihat menggembirakan, berbagai kendala teknis dan finansial menghambat pencapaian target yang telah ditetapkan.

    Kepala Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah (BPPW) Jambi, Dibyo Saputro mengatakan jika PT Adhi Karya membangun jaringan perpipaan hingga sambungan rumah di wilayah Kecamatan Pasar, PT Waskita Karya membangun jaringan perpipaan di wilayah Jambi Timur dan PT Brantas Abipraya membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di wilayah Jambi Timur.

    Proyek ini terbagi menjadi tiga paket, dengan paket B1 yang mencakup IPAL yang dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya berhasil mencapai progres 100 persen, hanya menunggu tahap Commissioning (uji coba).

    Namun, fokus utama saat ini adalah pada dua paket lainnya yang melibatkan pekerjaan jaringan perpipaan.

    Paket pertama, yang melibatkan pekerjaan pipa jaringan di wilayah Kecamatan Pasar Jambi oleh PT Adhi Karya, dengan nilai Rp150 Miliar telah mencapai progres fisik sebesar 97 persen.

    Kendati demikian, tantangan teknis muncul terutama terkait kondisi tanah di Kota Jambi yang sulit diprediksi.

    Dibyo Saputro, menjelaskan bahwa seringkali pekerjaan harus terhenti karena mata bor terhambat oleh kondisi di bawah tanah yang tidak dapat diprediksi dengan baik.

    "Ada masalah daya dukung tanah yang sangat jelek sekali, hampir tidak ada daya tahan tanah. Pipa limbah ini harus memiliki kemiringan yang linear, tidak boleh naik turun, sementara saat di bor daya tahan tanah sering turun sendiri, sehingga mata bor harus berhenti. Ini tidak pernah kami duga sebelumnya, di mana dalam satu jalur itu memiliki kondisi tanah yang berbeda-beda," jelasnya.

    Kata dia, pekerjaan yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun ini seringkali menghadapi hambatan seperti itu, ditambah dengan temuan kayu dan ban di kedalaman 9 meter.

    Meskipun demikian, tim proyek terus mencari metode yang paling efektif untuk menyelesaikan proyek ini.

    Sementara itu, paket kedua melibatkan pekerjaan jaringan perpipaan di Kecamatan Jambi Timur yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya dengan nilai kontrak Rp250 Miliar. Namun, progres fisiknya saat ini baru mencapai 63 persen.

    Dibyo menyatakan masalah finansial yang dialami oleh PT Waskita Karya menjadi kendala serius dalam proyek ini. "Akumulasinya kita mengalami keterlambatan yang cukup jauh," ungkap Dibyo.

    Kontrak pekerjaan dengan PT Waskita Karya menggunakan sistem yang tidak dibatasi waktu tahun anggaran, tetapi kondisi keuangan perusahaan mempengaruhi dukungan ke proyek.

    Dibyo menegaskan bahwa target pihaknya adalah memperpanjang waktu pelaksanaan kegiatan hingga Juni 2024 mendatang untuk memastikan penyelesaian proyek ini secara optimal.

    "Ada rencana seperti itu, kalau tidak selesai, maka diperkirakan akan diperpanjang hingga Juni 2024, khusus yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya," katanya.

    Setelah penyelesaian jaringan perpipaan, akan ada kegiatan susulan untuk mendukung fungsi IPALD, termasuk sambungan rumah dan pengembangan jaringan perpipaan yang lebih kecil lagi.

    Terkait keberfungsian ini tidak sepenuhnya tergantung dengan paket yang dikerjakan oleh PT Waskita di Kecamatan Jambi Timur.

    Ada wilayah yang sudah bisa berfungsi yang pekerjaan jaringannya sudah selesai oleh PT Adhi Karya di Kecamatan Pasar.

    "Februari 2024 nanti air limbah dari pelanggan yang sudah tersambung di Kecamatan Pasar bisa dialirkan ke IPALD dan diproses pengolahannya, sambil menunggu yang kegiatan di Jambi Timur diselesaikan," ujarnya.

    Kedepan, pekerjaan paling banyak memang di Jambi Timur. Dibyo mengungkapkan, pekerjaan dibeberapa ruas jalan ada yang sudah selesai dan sudah bisa dilakukan pengaspalan, namun masih ada kendala untuk pemesanan aspal yang harus menunggu antrean.

    "Di Jambi untuk pesanan aspal ini hanya ada dua tempat, kita sudah memesan aspal namun pihak ketiga itu baru bisa menyanggupi setelah mereka menyelesaikan tanggung jawab mereka di pekerjaan lain. Jadi antrean, hal yang sulit kita antisipasi karena sepenuhnya kita tergantung pada pihak ketiga," pungkasnya. (**)




    Write a Facebook Comment

    Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

    Semua Komentar

    Tinggalkan Komentar :