- Gentala Arasi 2025: Dorong Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital Jambi yang Berkelanjutan
- Walikota Jambi Serahkan Santunan JKM Kepada Ahli Waris di Seberang Kota Jambi
- Tingkatkan Kepercayaan Publik, OJK Terbitkan Aturan Baru Transparansi dan Publikasi Laporan Bank
- Terlibat Judi Online 90 Keluarga di Kota Jambi Dicoret dari Daftar Bansos
- Walikota Maulana Apresiasi Peningkatan Kualitas Terminal A - Alam Barajo
- Maulana Dorong Masyarakat Manfaatkan IPAL Komunal Untuk Hindari Pencemaran Air Tanah
- Maulana Tekankan, Ciptakan Kebersihan Bukan Sekadar Penilaian Namun Berkelanjutan Untuk Kota Bersih dan Nyaman
- Gubernur Al Haris Antar Langsung Berkas Pengusulan PPPK Paruh Waktu ke Kementerian PANRB
- Hadiri Pelantikan KPPI 2024-2029, Sekda Sudirman Dorong Politik Inklusif
- Batanghari dan Samudra: Reorientasi Kebijakan Maritim Nasional
Pendiri SEVIMA Bagikan Tiga Tips Memulai Usaha di Era Digital

Keterangan Gambar : Kuliah Tamu Pendiri SEVIMA di Hadapan Ratusan Mahasiswa ITS & Mahasiswa Asal Singapura, Selasa (05/12) siang di Ruang Sidang Utama Rektorat ITS Surabaya f/sevima?
Mediajambi.com - Surabaya (05/12) - Wirausaha memegang
peranan penting dalam menyokong pertumbuhan ekonomi nasional. Global
Enterpreneurship Index (GEI) menunjukkan bahwa negara maju memiliki jumlah
wirausaha rata-rata 14 persen dari jumlah penduduknya. Namun jumlah wirausahawan
Indonesia menurut data GEI baru 3,1 persen.
Hal ini diungkapkan Sugianto Halim, Pendiri SEVIMA yang juga
alumni ITS, dalam kuliah umumnya di Ruang Sidang Utama Rektorat ITS Surabaya,
Selasa (05/12/2023) siang. Di hadapan Pimpinan ITS Surabaya dan ratusan
mahasiswa asal Singapura yang mengikuti kuliah tamu, Halim mengajak perguruan
tinggi untuk ikut meningkatkan jumlah wirausahawan dengan cara memulai usaha.
“Terlebih, mahasiswa
yang duduk di ruangan ini pada hari ini, punya kemampuan dan potensi untuk jadi
founder-founder (wirausahawan, pendiri usaha) di masa depan!,” ungkap Halim.
Lalu, bagaimana kiat sukses untuk memulai usaha, terlebih di
era digital seperti ini? Tiga tips dikupas tuntas oleh Sugianto Halim, disadur
dari pengalamannya mengelola SEVIMA Platform. Sistem Akademik Perguruan Tinggi
sekaligus Education Technology (Edutech) yang telah digunakan lebih dari 1.000
kampus dan 3 juta mahasiswa se-Indonesia. Berikut tiga tipsnya:
Menciptakan usaha
yang dapat memecahkan masalah di masyarakat
Halim mengungkapkan bahwa tak sedikit pengusaha yang
menggebu-gebu dalam merintis usaha tanpa memperhatikan masalah yang dihadapi
masyarakat. Padahal, berbisnis membutuhkan kecocokan antara pembeli dan
penjual.
“Sesederhana menjual minuman dingin di tempat yang cuacanya
panas, dan menawarkan bakso hangat di pegunungan dan lokasi-lokasi yang dingin.
Perlu kecocokan,” ungkap Halim.
Oleh karena itu, tips pertama menurut Halim adalah
pentingnya menciptakan bisnis yang sesuai dengan masalah yang dihadapi
masyarakat. Atau disebut dengan konsep "Problem-Solution Fit". Dengan
konsep ini, maka pengusaha bisa menyediakan solusi sesuai dengan masalah
masyarakat, dan masyarakat mau membeli produk yang ditawarkan karena bermanfaat
untuk mengatasi masalah.
Dalam SEVIMA Platform, Halim mencontohkan bagaimana
Problem-Solution Fit diterapkan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
kampus dan mahasiswa. Salah satunya dalam hal pembayaran uang kuliah, dimana
dulunya pembayaran dan pendaftaran mata kuliah (KRS) harus dilakukan dengan
cara mengantri di loket atau kasir kampus. SEVIMA Platform membuat proses
tersebut bisa dilakukan dari rumah, cukup menggunakan laptop dan HP.
“Ketika aplikasinya terbukti cocok dan disukai masyarakat,
usaha akan sukses. Pengalaman SEVIMA, pengguna pertama dari sistem akademik
kami adalah STT Ibnu Sina Batam. Padahal SEVIMA di Surabaya, mereka di Batam,
dan kita belum pernah bertemu sama sekali. Itulah buah kepercayaan, karena kita
sebagai pengusaha dianggap bisa menyelesaikan masalah pembeli,” ungkap Halim.
Berkolaborasi dengan
Pembeli dan Pengguna Produk
Kecocokan antara pembeli dan penjual juga bisa dibangun jauh
sebelum produk tersebut ditawarkan. Pembeli ataupun calon pembeli, menurutnya
bisa diajak berdiskusi dan ditanya tentang produk apa yang mereka butuhkan.
Inilah tips kedua dari Halim dalam memulai bisnis di era
digital, yaitu pengusaha harus berkolaborasi dengan pembeli dan pengguna produk
mereka. Terlebih di era digital ini, berbagai aplikasi online dapat dengan
mudah dan murah digunakan untuk berkomunikasi.
“Manfaatkan telepon, formulir survei, grup whatsapp, dan
berbagai media online untuk berkolaborasi. Tanya pembeli dan pengguna produk,
apa yang mereka butuhkan, lalu lakukan riset dan validasi!,” ungkap Halim.
Memanfaatkan Kekuatan
Word of Mouth (Mulut ke Mulut)
Halim percaya bahwa investor terbesar suatu bisnis adalah
pembelinya. Karena pembeli tidak hanya berperan sebagai sumber pendapatan,
namun juga menjadi media promosi yang paling ampuh ketika mereka puas atas
produk yang didapatkan.
Kepuasan itu akan menghasilkan strategi pemasaran yang
disebut Word of Mouth (mulut ke mulut). Oleh karena itu sebagai tips terakhir,
pengusaha di era digital menurut Halim harus memanfaatkan kekuatan mulut ke
mulut ini. Caranya dengan menghadirkan pelayanan prima, dan merintis komunitas
pengguna.
“Bisnis harus
berfokus pada Customer Success, memanfaatkan teknologi, pengetahuan, dan
komunitas jejaring untuk bisa memperluas bisnisnya. Karena pembeli yang puas,
akan membagikan kepuasannya kepada temannya. Hal ini terjadi di SEVIMA, 20
tahun kami berdiri dan kami besar, berkat dukungan para pelanggan yang puas,”
pungkas Halim. ###