- Semarak May Day dengan Layanan Langsung dan Senam Sehat Bersama Pekerja
- Industri Jasa Keuangan Jambi Tumbuh Positif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- Gubernur Al Haris Boyong Bupati/Wali Kota Audiensi dengan Menhub, Bahas Pengembangan Transportasi
- OJK Dorong Penggunaan Kecerdasan Artifisial di Sektor Perbankan secara Bertanggung Jawab
- Bibit Sawit Unggul Topaz 1 Berbuah Orange, Terbukti Sejahterakan dan digemari Petani
- Hadiri Rakortek Perumahan Pedesaan, Gubernur Al Haris Tegaskan Komitmen Dukung Program Tiga Juta Rumah
- Berkolaborasi Melindungi Ribuan Pekerja Rentan Melalui Program Kampung Bahagia
- Tingkatkan Kolaborasi dan Sinergi, SKK Migas – KKKS Sumbagsel Gelar Event Lifting Olympic
- Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR RI, Gubernur Al Haris Soroti Minimnya Kewenangan Daerah dalam Sektor Minerba
- Gubernur Jambi Al Haris Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR
Polda Jambi Akan Hentikan Penyelidikan Kasus Pembegalan, Begini Ceritanya

Keterangan Gambar : Pihak Kepolisian Akan Hentikan Penyelidikan Kasus Pembegalan
Mediajambi.com- Baru baru ini seorang pemuda di Tanjung
Jabung Barat (Tanjab Barat) Fiki Malawa (20) sempat viral. Dia sempat
ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi karena membunuh begal yang mau
merampas uangnya.
Penetapan tersangka terhadap Fiki itu banyak menuai sorotan.
Karena dia sebenarnya korban yang mau dibegal,oleh pelaku bernama M Edo. Dia
membunuh Edo karena berusaha membela diri.
Kasus ini pun menjadi atensi Kapolda Jambi. Setelah
mempelajari kasus tersebut secara mendalam, pihak kepolisian akan menghentikan
penyidikan kasus tersebut setelah dilakukan gelar perkara di Polda Jambi.
Hal ini disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum
(Dirreskrimum) Polda Jambi, Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira kepada wartawan
saat konferensi pers pada Minggu 12 Mei 2024.
Diketahui, peristiwa yang menyeret Fiki menjadi tersangka
ini terjadi pada 30 April 2024 lalu di Jalan STUD Desa Taman Raja, Kecamatan
Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjab Barat, Provinsi Jambi.
Kombes Andri mengatakan, berdasarkan keterangan tersangka
(Fiki) yang merupakan korban begal, dirinya melakukan ini (membunuh) karena
melindungi diri dan adik kandungnya.
Andri menjelaskan, berdasarkan hasil rekonstruksi pada 10
Mei 2024, kejadian berawal saat tersangka Fiki keluar bersama adiknya Lipilitus
Halawa dari rumahnya di dekat Jembatan Pematang Tembesu pada sore hari.
Keduanya mengendarai sepeda motor dengan tujuan ke PT Kausar untuk mengambil
gaji Fiki.
Setelah mengambil gaji, mereka berniat pulang ke rumah.
Namun, sebelum pulang Mereka mampir dulu ke warung sate. Setelah itu mereka
melanjutkan perjalanan pulang.
Tersangka Fiki mengendarai sepeda motornya menyusuri pinggir
jalan atau melawan arus. Setibanya di Simpang PT STUD, keduanya dihentikan oleh
M Edo dan Hardi Al Akbar. M Edo memegang kepala motor Fiki. Dia pun bertanya
mengapa memberhentikan dirinya. Ternyata Edo meminta uang.
Fiki lalu mengatakan
dirinya tidak mempunyai uang. Adik Fiki pun turun dari sepeda motor dan langsung
berjalan menuju ke arah depan sepeda motor.
Kemudian, Hardi langsung memukul Fiki di bagian kepala
belakang sebanyak dua kali menggunakan tangan kanan. Hardi juga mencekik Fiki
dari arah belakang leher dan menariknya hingga turun dari motor.
Bersamaan dengan itu, Edo langsung mendekati dan memeriksa
celana Fiki bagian belakang dan depan. Lalu mengambil handphone milik Fiki dari
kantong celana sebelah kanan.
"Setelah berhasil mengambil handphone Fiki, Edo
menyimpan handphone ke pinggang depan sebelah kanannya, sedangkan Hardi masih
memukuli Fiki," jelas Kombes Andri.
Selanjutnya, Edo mendekati adik Fiki dan mencengkram kerah
baju sembari memukuli kepala bagian atas. Adik Fiki meminta ampun kepada Edo
agar berhenti memukulinya. Tetapi Edo masih memukuli.
Mengetahui adiknya dipukuli, Fiki yang masih dipukuli
mencoba mendekati adiknya sembari menarik baju Edo dan meminta agar adiknya
jangan dipukuli.
Edo lalu mengeluarkan senjata tajam dari pinggang sebelah
kanannya. Selanjutnya Edo lalu mengayunkan senjata tajam ke arah leher Fiki
sebanyak 2 kali, namun berhasil ditangkis.
Akibatnya telapak tangan Fiki bagian kiri terluka dan
mengeluarkan darah. Kemudian Fiki menerjang perut Edo sehingga mundur lebih
dari 2,5 meter menjauh dan jatuh terduduk di tanah.
Kesempatan itu digunakan Fiki berlari menuju ke motornya
untuk mengambil pisau di dalam jok. Setelah berhasil mengambil pisau yang masih
bersarung, Fiki kembali mendekati Edo sembari mencabut pisau dari sarungnya.
Saat bersamaan Edo juga berlari mendekati Fiki dan berusaha
memukul dengan tangan kanannya. Saat bersamaan Fiki menusukan pisau ke perut
Edo.
Dari arah kanan, Hardi menendang punggung Fiki hingga maju
terdorong ke depan satu langkah. Fiki memutar badan kearah Hardi. Ketika Hardi
masih menyerang, Fiki mengayunkan pisau mengenai bagian rusuk sebelah kiri
Hardi.
Adik Fiki berlari mendekati Fiki sembari membuang pisau yang
ada di tangan kanan yang sudah tidak bergagang kearah rerumputan tak jauh dari
lokasi kejadian.
Selanjutnya, Fiki dan adiknya meninggalkan lokasi kejadian
menuju ke arah Jalan Lintas Pekan Baru, dengan kondisi tangan kiri Fiki yang
terluka.
Kombes Andri menjelaskan, setelah Fiki dan Adiknya
meninggalkan lokasi, Hardi meminta pertolongan warga sekitar. "Karena
tidak sanggup mengangkat Edo, Hardi
berusaha meminta pertolongan warga di warung pecel lele yang berjarak kurang
lebih 5,28 meter. Namun tidak ada seorang warga pun yang menolong,"
terangnya.
Tak lama kemudian, saksi Kanser yang berboncengan dengan
Lopo mengenali Edo dan Hardi. Lalu turun dari motor langsung mendekati. "Saat
sudah berada di atas motor, Kanser berkata kepada warga yang ramai di warung
pecel lele "Nyawo ni woi !!" karena tidak ada yang menolong,"
ungkap Andri.
Selanjutnya, Edo dibawa menuju Klinik Keluarga Bertuah,
sedangkan Hardi masih di lokasi seorang diri. Tidak lama kemudian paman Hardi
membawanya langsung menuju ke Klinik Keluarga Bertuah.
Saat berada di dalam kamar klinik dengan posisi berbaring di
atas kasur, Hardi langsung menyembunyikan handphone di bawah kasur klinik yang
ditidurinya.
Ketika subuh handphone berbunyi, lalu ibu Hardi langsung
mengambil handphone hasil begal itu untuk diserahkan kepada polisi.(**)