- Semarak May Day dengan Layanan Langsung dan Senam Sehat Bersama Pekerja
- Industri Jasa Keuangan Jambi Tumbuh Positif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- Gubernur Al Haris Boyong Bupati/Wali Kota Audiensi dengan Menhub, Bahas Pengembangan Transportasi
- OJK Dorong Penggunaan Kecerdasan Artifisial di Sektor Perbankan secara Bertanggung Jawab
- Bibit Sawit Unggul Topaz 1 Berbuah Orange, Terbukti Sejahterakan dan digemari Petani
- Hadiri Rakortek Perumahan Pedesaan, Gubernur Al Haris Tegaskan Komitmen Dukung Program Tiga Juta Rumah
- Berkolaborasi Melindungi Ribuan Pekerja Rentan Melalui Program Kampung Bahagia
- Tingkatkan Kolaborasi dan Sinergi, SKK Migas – KKKS Sumbagsel Gelar Event Lifting Olympic
- Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR RI, Gubernur Al Haris Soroti Minimnya Kewenangan Daerah dalam Sektor Minerba
- Gubernur Jambi Al Haris Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR
SKK Migas Tetapkan Standarisasi Pengukuran CO2 Pada Program CCS/CCUS

Keterangan Gambar : SKK Migas Tetapkan Standarisasi Pengukuran CO2 Pada Program CCS/CCUS
Mediajambi.com - Untuk memperkuat program Carbon Capture
Storage/Carbon Capture Utilization Storage (CCS/CCUS) guna mendukung target
penyelesaian proyek-proyek yang terkait dengan CCS/CCUS, Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah melakukan identifikasi tipe alat ukur yang
dapat dipergunakan guna mendukung berjalannya program CCS/CCUS. Selanjutnya SKK
Migas akan menetapkan standarisasi alat pengukuran yang akan menjadi acuan bagi
KKKS yang memiliki program CCS/CCUS.
Berdasarkan kebutuhan, alat untuk mengukur antara lain meliputi Orifice Meter, Turbine
Meter, Ultrasonic Meter, dan Coriolis Meter. Pengukuran CCS/CCUS mempunyai
tantangan dalam pemilihan tipe flow meter, pengukuran kualitas CO2, dan
fasilitas kalibrasi. Dalam prosesnya, CO2 dalam program CCUS disalurkan melalui
pipa atau tanker dari lokasi penangkapan CO2 ke lokasi penyimpanan CO2, dalam
fase gas bertekanan tinggi atau fase cair pada temperatur kriogenik. Jenis fase
CO2 tersebut akan menentukan tipe flow meter yang cocok dipergunakan.
Kepala Divisi Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas
Bambang Prayoga di Jakarta (19/6)
menyampaikan bahwa dengan telah selesainya identifikasi tipe alat ukur
yang digunakan sebagai standar pengukuran CO2 menjadi capaian positif dalam
upaya mendorong pelaksanaan Program CCS/CCUS sesuai dengan target yang telah
ditetapkan. Dia menyampaikan bahwa penggunaan alat pengukuran CO2 dalam fase
gas sebenarnya bukan hal yang baru, karena KKKS juga sudah mulai melakukannya,
semisal di KKKS Pertamina EP Field Subang sudah melakukan penjualan CO2 kepada
PT Aneka Gas Industri (AGI) menggunakan Alat Ukur Orifice Meter sejak tahun
2009.
“Berdasarkan
pengalaman dan best practise yang sudah dilakukan di Pertamina EP yang juga
telah mendapatkan pengakuan dari pengguna, yaitu PT AGI, maka menjadi menjadi
referensi awal yang kemudian dibahas oleh SKK Migas dan KKKS yang hadir pada
Raker Produksi, Metering dan Pemeliharaan Fasilitas. Selanjutnya, SKK Migas
akan melanjutkan standarisasi pada alat ukur CO2 yang digunakan KKKS pada
program CCS/CCUS”, terang Bambang.
Dia menambahkan bahwa terkait standarisasi alat ukur, akan
melibatkan instansi terkait yaitu Direktorat Meterologi. Standarisasi alat ukur
tersebut akan melengkapi ketentuan yang telah diterbitkan oleh SKK Migas
terkait system pendukung proses bisnis CCS/CCUS yang secara spesifik, SKK Migas
telah menerbitkan PTK 070 tahun 2024 sebagai acuan Kontraktor Kontrak Kerja
Sama (KKKS) dalam mempersiapakan, mengajukan, mengeksekusi dan mengevaluasi
proses bisnis CCS/CCUS. Selanjutnya, SKK Migas akan melakukan koordinasi
dengan Direktorat Metrologi Departemen
Perdagangan untuk menindak lanjutinya agar standarisasi dapat diformalkan dan
digunakan oleh para KKKS yang telah memiliki program CCS/CCUS..
Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK
Migas, Hudi D. Suryodipuro menyampaikan bahwa usaha CCS/CCUS akan menjadi masa
depan industri hulu migas, karena potensi bisnis carbon capture di Indonesia
sangat menjanjikan dan telah mendapatkan dukungan dari Pemerintah. “Salah satu
proyek besar CCS/CCUS yang dioperasikan BP Tangguh di Papua Barat diresmikan
oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada bulan November 2023 yang lalu.
Ketentuan mengenai standarisasi alat ukur CO2 akan semakin mendorong
berkembangnya bisnis CCS/CCUS dimasa yang akan datang”, imbuhnya.(****)