Tradisi Imlek Memasang Tebu di Pintu Utama Rumah

By MS LEMPOW 10 Feb 2024, 18:02:04 WIB RAGAM
Tradisi Imlek Memasang Tebu di Pintu Utama Rumah

Keterangan Gambar : Tradisi Imlek Memasang Tebu di Pintu Utama Rumah


MediaJambi .com - Peringatan Tahun Baru China atau Imlek dirayakan hari ini, Sabtu (10/2/2024).  Warga Tionghoa di Kota Jambi dan dimana mana punya satu tradisi yaitu memasang sepasang pohon tebu di pintu utama rumahnya. Disamping tradisi lainnya seperti berbagi angpau, yang banyak ditunggu anggota keluarga lainnya.

"Ya kami selalu memasang tebu sepasang di depan rumah, sebagai tanda syukur kepada saya maha pencipta, dan wujud keseimbangan dalam hidup," ujar Acien (45) Warga Sulanjana Kota Jambi.

Baginya itu tradisi turun temurun dari nenek moyangnya dan mereka hanya meneruskan tradisi tersebut.

    "Tidak ada keharusan. Saya terkadang masang tebu di rumah terkadang tidak," kata Cua Sun Sie, warga Tionghoa lainnya.

    Ada berbagai versi tentang mengapa terjadinya tradisi memasang tebu yang sudah berlangsung ribuan tahun lalu.

    Kalau menurut Cua, tradisi ini bermula dari kisah zaman dulu waktu masa penjajahan. "Ceritanya malam Imlek kan banyak orang China di serang dan mau ditangkap. Mereka pada bersembunyi di kebun tebu. Dan kalau ngak salah pada hari ke 3 Imlek mereka selamat. Dan dijadikan ini budaya. Setiap imlek di belakang pintu utama di pasang tebu," jelasnya.

    Sementara, warga Tionghoa lainnya, Lis mengatakan itu tradisi itu berasal dari legenda putri raja.

    Konon, dahulu kala ada seorang putri yang diserang penjahat. Sang putri lari dan bersembunyi di hutan tebu. Pohon-pohon tebu yang tumbuh rapat dijadikan sebagai tempat persembunyian.

    "Penjahat yang mengejarnya terluka oleh goresan daun-daun tebu yang lancip, tajam, dan bulu-bulu halusnya bisa menyebabkan gatal," jelasnya. Selama dalam persembunyian, sang putri hanya menyesap sari tebu untuk bertahan hidup. Sang putri bisa diselamatkan setelah 15 hari kemudian.

    "Itulah sebabnya ada tradisi memang tebu di pintu utama rumah," jelasnya.

    Lalu berapa lama tebu itu diletakkan di pintu utama. Menurut Cua, Tebu sepasang itu biasanya ditaruh hingga 9 atau 15 hari Imlek. "Biasanya di keluarga kami di taruh sampai malam ke delapan. Karena ada tradisi hari ke 9, kita sembahyang khusus ke Tuhan yang biasa di sebut Dewa Langit," jelasnya.

    Dan selesai sembahyang tebunya boleh di potong buat di makan. Tidak ada ketentuan khusus tentang tebu yang harus digunakan, hanya harus segar dan daun-daunnya tidak kering, layu, dan menguning.(Lin)




    Write a Facebook Comment

    Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

    Semua Komentar

    Tinggalkan Komentar :