- Pacu Inklusi Keuangan Dukung Asta Cita, OJK Luncurkan Indeks Akses Keuangan Daerah (IKAD)
- Gubernur Al Haris: PLTA Kerinci Segera Beroperasi, Tunggu Peresmian dari Presiden
- Gubernur Al Haris: Pemprov dan Pemkab Bersinergi Benahi Sistem Pertanian Agar Hasil Meningkat
- Pertisun Perdana di Kerinci, Gubernur Al Haris Bawa Pejabat Turun Langsung ke Dusun Serap Aspirasi Warga
- Gubernur Al Haris: Pertisun Bertujuan Agar Kita Mengetahui Kondisi Masyarakat Yang Sebenarnya
- Hadapi Tantangan Ekonomi dan Industri XL Axiata Berhasil Lalui Kuartal Pertama 2025 dengan Pencapaian Kinerja Positif
- DPRD dan YLKI Desak Revisi Perwal 61/2018, Soroti Beban Biaya Kantong Plastik pada Konsumen
- Wakil Walikota Jambi Jadi Narasumber Seminar Nasional Ekonomi Digital di Universitas Jambi
- Semarak O2SN dan FLS3N 2025 Kota Jambi : Wujudkan Generasi Berprestasi dan Berkarakter
- Pererat Silaturahmi dan Sinergitas, Kasat Lantas Polresta AKP Hadi Siswanto Kunjungi Kantor Jasa Raharja Jambi
Triwulan II 2023, PDRB Provinsi Jambi Melambat Dibanding Triwulan I

Keterangan Gambar : Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Hermanto
Mediajambi.com - Pada triwulan II 2023, PDRB Provinsi Jambi
tercatat tumbuh sebesar 4,86% (yoy), melambat dibandingkan triwulan I 2023 yang
tercatat tumbuh 5,00% (yoy). Melambatnya kinerja PDRB Provinsi Jambi
dipengaruhi antara lain oleh perlambatan ekonomi global yang menahan permintaan
komoditas unggulan, serta belum kembali pulihnya kinerja 2 LU utama.
"Jika dilihat berdasarkan Lapangan Usaha, LU Jasa
Perusahaan tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 15,86% (yoy).
Meningkatnya kinerja LU Jasa Perusahaan didukung meningkatnya permintaan
pariwisata dan umrah seiring dengan penghapusan PPKM. Selanjutnya, berdasarkan
Kelompok Pengeluaran, permintaan domestik menjadi penopang kinerja PDRB
Provinsi Jambi di Tengah tekanan dinamika eksternal. Hal tersebut, tercermin
dari kinerja positif Konsumsi RT dan Konsumsi Pemerintah," kata Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Hermanto dalam sambutannya di Forum
Ekonomi dan Bisnis Semester II Tahun 2023, di Ruang Kajang Lako, Kantor Bank
Indonesia (BI) Jambi, Selasa (31/10/2023).
Menurut Hermanto, Berdasarkan 5 LU utama penopang
pertumbuhan ekonomi Jambi, LU Pertanian tercatat terakselerasi didukung oleh
terjaganya produktivitas kelapa sawit seiring berakhirnya musim trek. Sejalan
dengan LU Pertanian, LU Konstruksi juga tercatat terakselerasi didukung
berlanjutnya berbagai proyek infrastruktur termasuk dimulainya pengerjaan
Stadion Pijoan sejalan dengan pola musiman realisasi belanja modal pemerintah
yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. "Adapun LU Perdagangan
masih menunjukkan tren Pertumbuhan positif didukung oleh terjaganya aktivitas
ekonomi domestik," beber Hermanto.
Sementara itu, Lanjut Hermanto, cenderung rendahnya harga
batubara dan CPO di pasar global menahan kinerja LU Pertambangan dan Industri
Pengolahan yang tercatat terkontraksi. "Rendahnya harga batubara di pasar
internasional disebabkan oleh lambatnya pemulihan ekonomi Tiongkok yang turut
menekan permintaan energ," lanjutnya.
Perkembangan Inflasi Gabungan Kota Jambi dan Kabupaten Bungo
Merujuk rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), secara bulanan
IHK gabungan Kota Jambi dan Kabupaten Bungo pada Bulan September 2023 mengalami
inflasi sebesar 0,40% (mtm). Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan
Agustus 2023 yang tercatat deflasi sebesar 0,44% (mtm). Nilai tersebut juga
lebih tinggi dibandingkan laju inflasi nasional yang mengalami inflasi sebesar
0,19% (mtm).
Berdasarkan realisasi tersebut, inflasi tahunan gabungan
Kota Jambi dan Kabupaten Bungo tercatat sebesar 1,70% (yoy) atau menempati
peringkat ke 31 dari 34 provinsi (posisi terendah ke-4).
Secara bulanan, inflasi gabungan kota di Provinsi Jambi
disumbangkan oleh Kota Jambi dan Kabupaten Bungo yang masing-masing mengalami
inflasi 0,41% (mtm) dan 0,35% (mtm). Sejalan dengan hal tersebut, inflasi
tahunan gabungan 2 Kota di Provinsi Jambi turut didorong oleh inflasi di Kota
Jambi sebesar 1,78% (yoy) yang lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya
sebesar 1,92% (yoy), serta Kabupaten Bungo yang tercatat inflasi sebesar 1,17%
(yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 1,93% (yoy).
Berdasarkan realisasi tersebut, Kota Jambi dan Kabupaten Bungo masing-masing
menempati peringkat ke-79 dan ke-88 dari 90 Kota/Kabupaten penghitungan IHK
se-Indonesia.
Berdasarkan hasil pemetaan kuadran rerata andil inflasi
(mtm) dan frekuensi 10 besar komoditas penyumbang inflasi dalam 3 tahun
terakhir, Sebagian besar komoditas yang memberikan andil terbesar dan paling
sering muncul menjadi 10 penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok
volatile foods. Berdasarkan hasil tersebut, perhatian dan sinergi kebijakan
pengendalian inflasi perlu diarahkan pada komoditas cabai merah, minyak goreng,
angkutan udara, beras, daging ayam ras, dan bawang merah.(*)