- Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Merangin, Upaya Mendorong Perekonomian Daerah
- OJK Cabut Izin Usaha Pt Sarana Sulteng Ventura
- Satgas PASTI Blokir 507 Aktivitas dan Entitas Keuangan Ilegal, Masyarakat Diminta Waspada Penipuan Yang Semakin Marak
- Gubernur Al Haris Ajak Semua Pihak Bersatu dan Bersinergi Atasi Karhutla di Provinsi Jambi
- Walikota Maulana Ungkap Strategi Kota Jambi Tekan Stunting, Angkat Pekerja Rentan, dan Capai UHC
- Wawako Diza : Pramuka Bukan Seremoni, Tapi Wadah Pembentukan Karakter Bangsa
- Rakor Bersama Kemenkum, Pemkot Jambi Matangkan Pendirian Koperasi Merah Putih
- Kemas Faried Serahkan Dua Dermaga Apung untuk Dongkrak Wisata Danau Sipin
- Ketua DPRD Kota Jambi Bantu Orang Tua Raffi, Warga yang Mengidap Penyakit Steven Johnson Syndrome
- 149 PKL Kota Jambi Siap Direlokasi, Pemkot Jambi Tegaskan Penertiban Lapak Liar
Wow..... Pemerintah Bali Targetkan 100 Persen Energi Terbarukan di Nusa Penida sebelum 2030

Keterangan Gambar : Pemerintah Bali Targetkan 100 Persen Energi Terbarukan di Nusa Penida sebelum 2030/f-iesr
Mediajambi.com - Peningkatan bauran energi yang terbarukan yang signifikan
diperlukan untuk mencapai ambisi Bali Net Zero Emission (NZE) 2045, 15 tahun
lebih cepat daripada target netral karbon Indonesia. Selain itu, pemanfaatan
energi terbarukan dan prinsip berkelanjutan akan menciptakan citra positif bagi
aktivitas ekonomi dan pariwisata.
Ida Bagus Setiawan, Kepala Dinas
Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral, Provinsi Bali dalam pertemuan
bertajuk Towards Bali Net Zero Emission 2045 di Jayashaba, Denpasar, Bali,
memaparkan sektor energi menyumbang 57% dari total emisi di Bali. Ia menuturkan
pemerintah daerah akan lebih fokus dalam mengurangi emisi tersebut, di
antaranya dengan menargetkan pemanfaatan 100 persen energi terbarukan di Nusa
Penida di 2030.
“Nusa
Penida didorong lebih awal untuk mencapai net zero emission dibanding Bali
Daratan salah satunya karena isolated dari segi kelistrikan," ujar Ida
Bagus.
Institute Essential Services Reform (IESR)
yang telah secara aktif bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bali sejak 2019
mendata potensi teknis energi terbarukan di Bali terbilang besar mencapai 143
GW, di antaranya potensi teknis PLTS terpasang di daratan sebesar 26 GWp dan
penyimpan daya hidroelektrik terpompa (pump hydro energy storage, PHES) sebesar
5,8 GWh. Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR dalam kesempatan yang sama
menyampaikan pihaknya memproyeksikan dalam beberapa tahun ke depan populasi
Nusa Penida yang pada 2022 berjumlah sekitar 62 ribu jiwa akan meningkat, juga
semakin tumbuhnya sektor pariwisata akan meningkatkan permintaan energi,
termasuk listrik. Hal ini dapat dipenuhi dengan energi terbarukan.
"Adanya potensi energi terbarukan yang
besar dan teknologi pembangkit energi terbarukan yang tersedia, permintaan
listrik yang dapat dikelola dan pola beban listrik yang relatif sama antara
siang dan malam, serta dukungan PLN, membuat saya memiliki keyakinan yang
tinggi bahwa sistem kelistrikan berbasis 100% energi terbarukan di Nusa Penida
dapat diwujudkan sebelum 2030," ungkap Fabby.
Menyinggung kondisi Nusa Penida yang saat
ini kebutuhan listriknya salah satunya dipasok dari 7 unit Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD) dengan kapasitas total 10 MW, Fabby menyebut penggantian
PLTD dengan energi terbarukan, menjadi tantangan tersendiri.
"Tantangannya adalah mengganti 10 MW
PLTD yang saat ini beroperasi dalam 2-3 tahun, dan meningkatkan kinerja PLTS
Suana sehingga lebih optimal dalam setahun mendatang. IESR juga sudah melakukan
kajian teknis dan hasil kajian menunjukan secara teknis-ekonomis sistem
kelistrikan 100% energi terbarukan dapat dilakukan di Nusa Penida,” tandasnya.
Prof. Ida Ayu Dwi Giriantari, pimpinan
Center of Excellent Community Based Renewable Energy (CORE) menuturkan hasil
kajiannya menakar potensi PLTS atap di bangunan pemerintah Nusa Penida bahkan
mencapai 10,9 MW. Selain itu, ia menyebut PLTS skala besar potensial untuk
dimanfaatkan di Nusa Penida. Menurutnya, persoalan lahan untuk memasang PLTS
skala besar teratasi dengan ketersediaan lahan yang cukup di Nusa Penida
"PLTS Suana berkapasitas 3,5 MW
menggunakan lahan seluas 4,5 hektare. Sementara di Nusa Penida terdapat potensi
lahan sebesar 10 ribu hektar untuk PLTS skala besar," jelasnya.
Pemerintah Provinsi Bali mendeklarasikan
Rencana Aksi Bali Menuju Bali Net Zero Emissions 2045 yang didukung oleh mitra
utama Institute for Essential Services Reform (IESR), World Resources Institute
(WRI) Indonesia, New Energy Nexus Indonesia. Dalam acara ini juga hadir mitra
pendukung dari lembaga filantropi global dan nasional, yaitu Bloomberg
Philanthropies, IKEA Foundation, Sequoia Climate Foundation, ClimateWorks
Foundation, Tara Climate Foundation, dan Viriya ENB.(***)