- OJK dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025
- Perkuat Sinergi, Ketua SMSI Provinsi Jambi Sambut Kunjungan Silaturahmi Kakanwil HAM
- Peringati May Day 2025, Pemkab Tanjab Barat Komitmen Tingkatkan Perlindungan Pekerja
- Semarak May Day dengan Layanan Langsung dan Senam Sehat Bersama Pekerja
- Industri Jasa Keuangan Jambi Tumbuh Positif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- Gubernur Al Haris Boyong Bupati/Wali Kota Audiensi dengan Menhub, Bahas Pengembangan Transportasi
- OJK Dorong Penggunaan Kecerdasan Artifisial di Sektor Perbankan secara Bertanggung Jawab
- Bibit Sawit Unggul Topaz 1 Berbuah Orange, Terbukti Sejahterakan dan digemari Petani
- Hadiri Rakortek Perumahan Pedesaan, Gubernur Al Haris Tegaskan Komitmen Dukung Program Tiga Juta Rumah
- Berkolaborasi Melindungi Ribuan Pekerja Rentan Melalui Program Kampung Bahagia
Yuk Belajar, Apa Sih Untung-Rugi Investasi Saham di Pasar Modal

Keterangan Gambar : Yuk Belajar, Apa Sih Untung-Rugi Investasi Saham di Pasar Modal
Mediajambi.com – Pasar modal menjadi salah satu
alternatif investasi yang menarik saat ini, terutama untuk para milenial. Pada
generasi sebelumnya, hanya kalangan tertentu saja yang familiar pada pada
investasi jenis ini. Namun, saat ini para profesional muda dan para pebisnis
milenial sudah sangat akrab dengan istilah pasar modal, investasi, dan saham.
Jumlah investor pasar modal pada akhir tahun 2023
tercatat sebanyak 12,16 juta orang dan 1,43 juta di antaranya merupakan
investor aktif. Salah satu produk pasar modal yang aktif ditransaksikan adalah
saham, yang merupakan produk invetasi paling populer.
Secara definisi, saham adalah bukti kepemilikan
perusahaan. Adanya mekanisme perdagangan pasar modal memungkinkan perusahaan
mencari akses pendanaan melalui pasar modal. Salah satu caranya adalah dengan
menawarkan saham perusahaan kepada publik sesuai kebutuhan tambahan modal
perusahaan.
Perusahaan umumnya membutuhkan dana segar untuk
melakukan ekspansi usaha, pembayaran utang perusahaan, maupun sebagai cadangan
dana. Untuk mendapatkan dana ini bisa dilakukan dengan cara para pemegang saham
menyetorkan modal tambahan, meminjam di bank atau lembaga keuangan lainnya,
ataupun dengan menawarkan sahamnya kepada publik (masyarakat) melalui initial
public offering (IPO). Jika opsi pertama
dan kedua tidak bisa dilakukan, maka pilihan lainnya adalah melalui IPO, yaitu
dengan menawarkan sahamnya kepada publik atau investor.
IPO dilakukan di pasar modal melalui perantara
perusahaan efek yang menjalankan aktivitas sebagai underwriter atau penjamin
emisi efek. Perusahaan pertama kali melakukan penawaran sahamnya ke publik,
melalui penjualan pasar perdana. Kemudian, setelah para investor membeli saham
di pasar perdana, maka saham tersebut bisa dicatatkan di Bursa Efek Indonesia
(BEI) yang disebut pasar sekunder.
Begitu tercatat di BEI, investor yang membeli saham
di pasar perdana bisa memperjualbelikan sahamnya di pasar sekunder. Investor
yang tidak membeli saham yang sama di pasar perdana juga bisa membeli di pasar
sekunder dan menjualnya kembali suatu waktu di BEI. Dengan membeli saham
perusahaan di pasar modal, meskipun hanya satu lot saham (jumlah minimal
pembelian saham), investor sudah memiliki suara sebagai pemegang saham
perusahaan. Sebagai informasi, satu lot saham berisi 100 lembar saham.
Sementara suara pemegang saham akan dibutuhkan saat
perusahaan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Selain itu, pemegang
saham juga berhak mendapatkan dividen saham atau bagian dari laba bersih
perusahaan yang dibagikan sesuai kesepakatan atau persetujuan RUPS.
Keuntungan lain yang dapat dinikmati oleh investor
selain dividen adalah capital gain dari kenaikan harga saham, yaitu ketika
harga beli saham lebih rendah dibanding ketika saham tersebut dijual. Harga
saham akan mengalami fluktuasi harga sepanjang waktu. Penyebab fluktuasi harga
saham adalah permintaan jual dan beli dari investor. Semakin tinggi permintaan
beli maka akan membuat harga saham naik. Permintaan beli juga dipengaruhi
kinerja perusahaan yang membaik, selain faktor-faktor lain di luar perusahaan,
seperti faktor perekonomian, politik, dan stabilitas. Situasi yang mempengaruhi
sektor usaha perusahaan juga bisa berdampak pada kenaikan harga saham.
Sebaliknya, ada risiko dari investasi harga saham
yang perlu dipahami investor, yaitu ketika mengalami capital loss atau kerugian
yang dialami atas menurunnya harga saham sehingga menjadi lebih rendah
dibanding harga beli saham tersebut. Hal tersebut terjadi karena permintaan
jual di pasar lebih tinggi dibandingkan permintaan beli. Hal ini dapat
disebabkan oleh kinerja perusahaan yang memburuk, atau situasi eksternal
perusahaan yang tidak baik. Apabila situasi tersebut sudah kembali membaik,
maka bisa membuat harga saham kembali naik.
Risiko lainnya dari investasi saham adalah jika
perusahaan mengalami likuidasi, atau dibubarkan. Dalam aturan perusahaan, jika
perusahaan dilikuidasi, maka investor mendapatkan bagian terakhir dari
penjualan aset-aset perusahaan. Jika ada sisa aset yang dilikuidasi, setelah
perusahaan membayarkan seluruh kewajibannya, maka investor atau pemegang saham
baru akan mendapatkan bagiannya yang disesuaikan dengan komposisi kepemilikan
sahamnya.
Agar risiko investasi saham terkelola dengan baik,
investor harus rajin mencermati kinerja perusahaan yang wajib dipublikasi
sesuai peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, investor juga perlu
membaca berbagai analisis saham yang dibuat oleh para analis saham yang
mengaitkan kinerja perusahaan dengan berbagai faktor eksternal.
Metode lainnya untuk menimalisasi risiko adalah
dengan melakukan diversifikasi portofolio atau memiliki lebih dari satu saham.
Semakin terdiversfikasi portofolio yang kita miliki maka akan semakin baik.
Oleh karena itu, jika salah satu saham yang dimiliki harganya turun, maka masih
ada saham lain yang harganya kemungkinan naik atau tidak turun. Seperti kata
pepatah, “jangan simpan telurmu di dalam satu keranjang”. Hal ini dikarenakan
jika keranjang tersebut terjatuh, maka semua telurnya akan pecah. Begitupula
dengan investasi saham, apabila kita hanya memiliki satu saham dan saham
tersebut jatuh harganya, maka modal kita pun juga akan menurun nilainya. Akan
tetapi, jika kita memiliki banyak saham dalam portofolio investasi, maka ada
kemungkinan modal tersebut tetap akan naik apabila salah satu saham mengalami
penurunan harga. ***TIM BEI