- Gubernur Al Haris Terima Kunker Panja Migas Komisi XII DPR RI
- Sekda Sudirman: ASN Jambi Siap Berprestasi dan Melayani
- XLSMART Uji Coba Implementasi Registrasi Kartu SIM dengan Menggunakan Teknologi Biometrik Pengenalan Wajah
- Dari Barat ke Timur Nusantara, Pelindo Peringati Hari Kesaktian Pancasila dan Ulang Tahun Ke-4 Pasca Merger
- Walikota Maulana Sambut Baik Pengukuhan DPC Organda Kota Jambi
- Walikota Maulana Melantik 128 Pejabat di Lingkup Pemkot Jambi
- Lurah Suka Karya Imbau Warga Sabar Soal Zona Merah Pertamina
- Pemkab Tanjab Barat Peringati Hari Kesaktian Pancasila
- Even Religi Zikir dan Haul Akbar Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Kembali Digelar
- Walikota Maulana, Akan Melakukan Pelantikan Pejabat Eselon II, III dan IV
54 Hektar Sawah di Jambi Terancam Gagal Panen

Keterangan Gambar : 54 Hektar Sawah di Jambi Terancam Gagal Panen
Mediajambi.com– Sebanyak 54 hektar lahan sawah di Provinsi Jambi mengalami kekeringan akibat puncak musim kemarau tahun ini. Kondisi tersebut membuat sawah-sawah petani terancam mengalami puso atau gagal panen.
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Jambi mencatat, lahan terdampak tersebar di sejumlah kabupaten/kota. Kepala Dinas TPHP Provinsi Jambi, Rumusdar, menyebutkan potensi gagal panen masih bisa diselamatkan karena saat ini wilayah Jambi mulai memasuki awal musim penghujan.
“Pemerintah Provinsi Jambi juga sudah turun langsung ke lapangan untuk mengatasi potensi puso ini. Harapannya kebutuhan pangan, khususnya beras, tetap tercukupi bagi masyarakat,” ujarnya, Rabu (24/9).
Salah seorang petani asal Kota Jambi, Aslamiati, mengaku khawatir dengan kondisi tersebut. Menurutnya, musim kemarau panjang beberapa hari terakhir tidak hanya menurunkan produktivitas, tapi juga memengaruhi kualitas gabah dan beras yang dihasilkan.
“Kalau air terus berkurang, panen kami jelas terancam, bahkan bisa gagal total,” ungkapnya.
Sebagai langkah mitigasi, Pemprov Jambi telah menyalurkan bantuan berupa alat dan mesin pompa air bagi petani. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi dampak kekeringan dan menjaga stabilitas produksi pangan di daerah.(*)