- OJK dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025
- Perkuat Sinergi, Ketua SMSI Provinsi Jambi Sambut Kunjungan Silaturahmi Kakanwil HAM
- Peringati May Day 2025, Pemkab Tanjab Barat Komitmen Tingkatkan Perlindungan Pekerja
- Semarak May Day dengan Layanan Langsung dan Senam Sehat Bersama Pekerja
- Industri Jasa Keuangan Jambi Tumbuh Positif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- Gubernur Al Haris Boyong Bupati/Wali Kota Audiensi dengan Menhub, Bahas Pengembangan Transportasi
- OJK Dorong Penggunaan Kecerdasan Artifisial di Sektor Perbankan secara Bertanggung Jawab
- Bibit Sawit Unggul Topaz 1 Berbuah Orange, Terbukti Sejahterakan dan digemari Petani
- Hadiri Rakortek Perumahan Pedesaan, Gubernur Al Haris Tegaskan Komitmen Dukung Program Tiga Juta Rumah
- Berkolaborasi Melindungi Ribuan Pekerja Rentan Melalui Program Kampung Bahagia
Atasi Kemacetan Empat Asosiasi Tandatangani MoU Angkutan Batubara

Keterangan Gambar : Atasi Kemacetan Empat Asosiasi Tandatangani MoU Angkutan Batubara/f-mas
Mediajambi.com – Atasi kemacetan empat asosiasi
menandatangani kesepakatan angkutan batubara di Provinsi Jambi. MoU dihadiri langsung
Ketua ATJ H Karyadi, Plt Ketua Asosiasi Sopir Angkutan Batubara (Asaba) Jefri
Bintara Pardede, Ketua Organda Madian Siswadi, Ketua Bersama Pengemudi
Pengemudi Angkutan Batubara (BPABB) Datuk Syarkoni, yang digelar Minggu
(12/8/2023).
Ketua Umum Asosiasi transportir Jambi (ATJ) H Karyadi
mengatakan dengan adanya asosiasi kemacetan angkutan batubara dapat diatasi.
"Solusi mengatasi macet dengan aplikasi Aplikasi Simpangbara dan satgas yang menjaga dibeberapa titik.
Dengan aplikasi ini keberadaan sopir dapat diketahui," ujarnya.
“Kami mengajak seluruh sopir angkutan batubara bergabung
dalam ATJ, sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat. Tidak perusak kampung,
setidaknya ada 50 desa yang dilalui angkutan batubara dari mulut tambang hingga
pelabuhan talang Duku,” ungkapnya.
Memang diakui hingga saat ini masih banyak yang belum
mengetahui dan program yang dilakukan ATJ. Padahal jika telah bergabung akan
memberi dampak positif, baik sopir maupun masyarakat. Dengan aplikasi Aplikasi
Simpangbara akan diketahui siapa pemilik angkutan batubara, apabila terjadi
kecelakaan atau pelanggaran.
Saat ini sudah ada 4000 sopir yang tergabung dalam ATJ, bahkan tidak kemacetan. Dalam sehari ada 4000
angkutan batubara yang beroperasi dengan
bobot rata-rata 10 ton. Tentunya akan memberi dampak terhadap perekonomian Provinsi
Jambi. “Permasalahan yang terjadi pada angkutan, sedangkan diwilayah mulut
tambang tidak ada masalah,” ungkapnya.
Aplikasi Simpangbara Mobile ini dapat memantau keberadaan
armada serta mengetahui trafik kendaraan.
Mengetahui situasi jalan, cuaca dan jumlah armada yang berada di jalan.
Mengetahui perbuatan sopir di jalan, dan dapat melacak sopir yang sering
membuat pelanggaran di jalan. Adil dalam
biaya jasa karena siapa yang paling banyak menggunakan jalan dan jasa, dia yang
membayar lebih banyak. “Ada 500 satgas
dan relawan yang bertugas dapat terpantau serta bekerja secara terukur,”
ucapnya.
Dikatakan untuk menjalankan program ini, tentunya dibutuhkan
finansial yang memadai, ia mengatakan bahwa setiap armada berkewajiban untuk
membayar iuran jasa sebesar Rp 5 ribu per ton, akan digunakan untuk membayar
sistem aplikasi, para relawan atau petugas, serta pengurus terkait. Pembagian
CSR untuk setiap desa yang dilalui, sekitar Rp5 juta per desa.
Ketua Organda Provinsi Jambi Mardian Saswadi sangat
mengapresiasi atas kesepakatan ini. Selama ini tidak ada yang peduli dengan
angkutan batubara di Provinsi Jambi. Hadirnya ATJ akan menjadi solusi dalam
mengatasi kemacetan. “Selama ini yang kita tahu hanya ada satgas, hadirnya ATJ
memberi jawaban kepada masyarakat dalam mengatasi kemacetan. ATJ bekerja untuk
masyarakat Jambi, selama ini banyak yang belum tahu,” ucapnya.
Ketua BPABB Jambi Sahroni sangat mendukung terbentuknya AJT, dengan
adanya asosiasi ini sebagai terobosan baru bagi sopir angkutan batubara dari
mulut tambang hingga pelabuhan. “Kita berharap satu kata dalam satu bahasa dan
tetap bersatu,” ucap Kepala Desa Niaso, Kabupaten Muaro Jambi ini.
Menurutnya ada sekitar 150 korlap yang tersebar di Kabupaten
Batanghari dan Muaro Jambi dan 3500 sopir yang berada dibawah naungannya.
Secara tegas dia meminta pemilik tambang yang beroperasi di Provinsi berkomitmen
dengan kesepakatan yang telah ditetapkan, jika tidak mau sebaiknya tutup saja.
Pj Ketua Asaba Provinsi Jambi Jefri B Pardede sangat
mendukung program-program yang telah dibuat AJT dalam mengatasi permasalahan
angkutan batubara di Provinsi Jambi. Karena permasalahan ini telah
berlarut-larut dan tak kunjung selesai.
Dikatakannya sempat dilaporkan ke Polda Jambi karena
melakukan pungutan. Dengan adanya ATJ tentunya membenahi angkutan batubara di Provinsi
Jambi. “Sehingga polemik dan dampak dari
kemacetan dapat diselesaikan,” ucapnya.
Selain itu juga hadirnya ATJ juga mendapat dukungan dari
Karang Taruna Mestong, Kabupaten Muaro Jambi. Sebelum terjadi kemacetan dan
mengganggu arus lalulintas. Anak sekolah sering terlambat gara-gara angkutan batubara.
Saat ini sudah tidak lagi dan memberi dampak fositif bagi desa yang dilalui
angkutan batubara.(mas)