BWSS VI: Kota Jambi Butuh Kolam Retensi 9 Hektar untuk Atasi Banjir

By MS LEMPOW 04 Mar 2025, 05:46:47 WIB KOTA
BWSS VI: Kota Jambi Butuh Kolam Retensi 9 Hektar untuk Atasi Banjir

Keterangan Gambar : BWSS VI: Kota Jambi Butuh Kolam Retensi 9 Hektar untuk Atasi Banjir


Mediajambi.com - Penanganan Banjir di Kota Jambi Butuh Perhatian Serius dan Kolaborasi Semua Pihak.

Fenomena ini bukan hanya menjadi masalah musiman, tetapi telah menjadi isu lingkungan yang membutuhkan penanganan lebih serius dari semua pihak terkait.

    Solusi untuk mengatasi banjir di Kota Jambi melibatkan berbagai langkah, baik teknis maupun kebijakan, yang harus dijalankan secara terpadu.

    Kepala Satuan Nonvertikal Tertentu (SNVT) PJSA Balai Wilayah Sungai Sumatera VI (BWSS VI) Jambi, Hariyo Priyambodo, mengungkapkan bahwa upaya penanggulangan banjir harus melibatkan beberapa hal krusial.

    Menurutnya, selain pembenahan sungai yang ada di dalam Kota Jambi, pengelolaan air juga memerlukan tambahan fasilitas berupa kolam retensi untuk menampung air hujan dan mengatur aliran air yang masuk ke pintu air.

    "Selain pembenahan sungai, Kota Jambi juga membutuhkan kolam retensi untuk mengurangi volume air yang masuk ke kota. Salah satunya kami sudah merancang pembangunan kolam retensi yang terletak di kawasan Griya Lingga Permai, tepatnya di sekitar Keyo Kost. Lahan yang diperlukan untuk kolam retensi ini mencapai 9 hektar, namun hanya sekitar 1,5 hektar yang saat ini dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jambi. Sisa lahan lainnya dimiliki oleh masyarakat, sehingga pembebasan lahan juga menjadi tantangan yang harus diselesaikan," ujar Hariyo.

    Desain yang diajukan oleh BWSS VI Jambi mencakup dua lokasi kolam retensi utama. Selain di kawasan Griya Lingga Permai, lokasi lainnya adalah kawasan Jembatan Makalam, yang sudah memiliki kolam retensi alam.

    Menurut Hariyo, dengan adanya dua titik kolam retensi ini, masalah banjir di Kota Jambi bisa diatasi, dengan catatan bahwa pelebaran sungai Asam juga harus diselesaikan terlebih dahulu.

    Namun, penanganan banjir tidak hanya sebatas pembangunan fisik.

    Hariyo juga mengingatkan pentingnya sosialisasi mengenai Peraturan Daerah (Perda) terkait sempadan sungai dan pengelolaan sampah.

    Masyarakat perlu lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan sungai dan lingkungan sekitar.

    "Kebiasaan membuang sampah sembarangan, terutama di sungai, menjadi salah satu penyebab utama tersumbatnya aliran air, yang akhirnya memicu banjir," katanya.

    Selain itu, pengawasan terhadap izin pembangunan di sepanjang kawasan sungai juga menjadi hal yang tidak kalah penting. Pembangunan yang tidak sesuai dengan aturan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem sungai dan memperburuk situasi banjir.

    Oleh karena itu, pemerintah daerah harus memastikan bahwa setiap izin pembangunan yang dikeluarkan di kawasan sungai tidak mengganggu kelancaran aliran air dan tidak merusak lingkungan.

    Hariyo Priyambodo mengatakan, Pemerintah Kota Jambi juga ada mengusulkan penambahan kolam retensi untuk memperkuat upaya penanggulangan banjir.

    "Usulan tersebut masih dalam tahap pengusulan ke pemerintah pusat. Jika disetujui, kami berharap kolam retensi tambahan ini dapat membantu mengurangi dampak banjir. Namun, perlu diingat bahwa desain kami yang mencakup dua titik kolam retensi sudah cukup untuk mengatasi banjir di Kota Jambi, asalkan saluran air dan sungai sudah aman," tambah Hariyo.

    Meski berbagai upaya dan desain sudah disiapkan, faktanya, menurut Hariyo, tidak ada yang dapat dilaksanakan dalam waktu dekat.

    Proses perencanaan dan pembebasan lahan menjadi kendala utama yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

    Sementara itu, upaya peningkatan kapasitas sungai Asam juga menjadi prioritas agar aliran air dapat mengalir dengan lancar tanpa meluap ke pemukiman. *




    Write a Facebook Comment

    Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

    Semua Komentar

    Tinggalkan Komentar :