- Semarak May Day dengan Layanan Langsung dan Senam Sehat Bersama Pekerja
- Industri Jasa Keuangan Jambi Tumbuh Positif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- Gubernur Al Haris Boyong Bupati/Wali Kota Audiensi dengan Menhub, Bahas Pengembangan Transportasi
- OJK Dorong Penggunaan Kecerdasan Artifisial di Sektor Perbankan secara Bertanggung Jawab
- Bibit Sawit Unggul Topaz 1 Berbuah Orange, Terbukti Sejahterakan dan digemari Petani
- Hadiri Rakortek Perumahan Pedesaan, Gubernur Al Haris Tegaskan Komitmen Dukung Program Tiga Juta Rumah
- Berkolaborasi Melindungi Ribuan Pekerja Rentan Melalui Program Kampung Bahagia
- Tingkatkan Kolaborasi dan Sinergi, SKK Migas – KKKS Sumbagsel Gelar Event Lifting Olympic
- Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR RI, Gubernur Al Haris Soroti Minimnya Kewenangan Daerah dalam Sektor Minerba
- Gubernur Jambi Al Haris Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR
Sani Tekankan Pentingnya Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Keterangan Gambar : Sani Tekankan Pentingnya Jaga Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Mediajambi.com– Wakil Gubernur Jambi, Drs.H.Abdullah Sani,M.Pd.I., menekankan kepada seluruh masyarakat tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Hal tersebut ditekankan Sani saat menjadi narasumber pada Perayaan Ulang Tahun PT. Angkasa Pura II Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi Tahun 2022, yang berlangsung di Selasar Kedatangan Terminal Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, Senin (15/08/2022).
“Para pendiri Bangsa ini menyadari, Indonesia terdiri dari keberagaman dengan berbagai macam suku, beberapa agama dan ini ternyata sudah diantisipasi dari oleh pendiri bangsa melalui 4 pilar kebangsaan. Kita harus terus menjaga dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa dengan berpedoman kepada 4 pilar kebangsaan,” ujar Sani.
Sani menjelaskan, kebijakan para pendiri bangsa ini terkait 4 pilar kebangsaan yaitu, Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi landasan yang telah mengatur tentang bagaimana bernegara, berbangsa dan bermasyarakat di Indonesia.
“Kita semua mengetahui betapa hebatnya dalam berbangsa dan bermasyarakat dengan berlandaskan 4 pilar kebangsaan ini, meskipun kita memiliki berbagai keberagaman namun tetap dalam bingkai persatuan Indonesia. Kita boleh berbeda tetapi satu hal yang harus kita ingat bersama, tetap dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelas Sani.
- Gubernur Al Haris : Gebyar Mahardika Upaya Rawat Rasa Patriotisme 0
- Al Haris Ajak Forum CSR Bersinergi Bangun Jambi0
- Gubernur Jambi Resmikan Pusat Informasi Konservasi Gajah di Tebo0
- Al Haris Apresiasi Capaian Pembangunan Pemkab Tanjab Barat0
- Al Haris: Piala Santri Ajang Pencarian Talenta Berbakat0
Lebih lanjut, Sani juga menuturkan terkait akhlak merupakan suatu kondisi hati nurani dari setiap individu masyarakat bisa mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, baik itu tindakan yang baik atau tidak. Akhlak ini bukan basa-basi semata atau karena orang lain melihat tetapi akhlak itu berdasarkan dari hati nurani tanpa dibuat-buat.
“Dalam kerangka 4 pilar kebangsaan tersebut, akhlak menjadi sangat penting dan memerlukan pengembangan bagi seluruh masyarakat khususnya pada generasi muda. Kita perlu melakukan pengembangan melalui jalur jalur pendidikan yang ada di sekolah sekolah untuk menanamkan akhlak pada diri generasi muda, sehingga kedepannya para generasi muda memiliki akhlak yang baik,” tutur Sani.
Sani mengungkapkan, ada 2 sumber wajib dalam konteks sebagai dasar kehidupan bermasyarakat, khususnya terkait akhlak, yaitu yang pertama adalah kerangka pada 4 pilar kebangsaan dan yang kedua adalah dalam kerangka iman dan taqwa atau dalam sisi keagamaan masing masing setiap masyarakat.
“Kita jangan sampai keluar konteks dari 4 pilar kebangsaan ini tanpa perlu memperdebatkannya dan harus terus mempertahankannya. Kita juga harus terus bersatu dengan keberagaman agama yang ada saat ini, saya yakin setiap agama memiliki dasar dalam hal kebaikan untuk menjadi pondasi kehidupan masing masing setiap umat sehingga hanya ada satu pedoman bersama yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga mati,” ungkap Sani. (mas)