- Ny Hesti Haris Buka Kejuaraan Taekwondo Kartini Cup 2025. Kolaborasi Perwosi dan Taekwondo Jambi
- Makeup Dimanapun Praktis dan Lebih Stylish! Aeris Beaute Hadirkan Dua Warna Baru untuk The Signature 4-in-1 Brush
- Pemkot Jambi Serahkan SK kepada 1.909 PPPK, 1 Mundur dan 8 Tak Hadir
- Pertamina Gandeng BPOM Wujudkan UMKM Berdaya Saing di Program Basamo Elok Jambi
- Dibawah Guyuran Hujan Ribuan Peserta Khidmat Ikuti Upacara Hardiknas di Balaikota Jambi
- Kolaborasi Perwosi dan Taekwondo Jambi Hadirkan Kejuaraan Kartini Cup 2025
- Bupati H Anwar Sadat Menerima Audiensi dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jambi
- Bupati Tanjab Barat Inspektur Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025
- Pemkab Tanjab Barat Memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) tahun 2025
- OJK dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025
Wako Fasha Terima Penghargaan GDPK

Keterangan Gambar : Wako Fasha Terima Penghargaan GDPK/f-yen
Mediajambi.com – Kota Jambi menjadi tuan rumah
penyelenggaraan Harganas ke-30 tahun 2023 tingkat Provinsi Jambi, di Hutan Kota
Muhammad Sabkhi, Kamis (10/8).
Kegiatan itu dihadiri langsung oleh Kepala BKKBN RI yang
diwakili Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Bonivasius Prasetya Ichtiarto,
Direktur Kebijakan Kependudukan, Mila Rahmawati, Gubernur Jambi, Al Haris,
Walikota Jambi, Syarif Fasha.
Walikota Jambi, Syarif Fasha yang dalam kesempatan ini
menerima penghargaan Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK).
Ia mengatakan, sekolah lansia, salah satu inovasi yang
dibuat untuk para lansia berinteraksi dan menatap masa depan.
“Tapi intinya program nasional kita fokus ke penanganan
stunting. Saya kira stunting harus dijadikan musuh bersama. Bagaimana kita
menangani covid-19 dulu, semua harus terlibat,” katanya.
Kata Fasha, stunting ini bukan saja tugas pemerintah tapi
tugas bersama. “Mari kita perangi stunting. Kami pemerintah daerah siap menjadi
garda terdepan. Namun kami harap pemerintah pusat, bagi daerah yang sudah
menangani stunting dengan signifikan, harusnya diberikan reward. Seperti DID
sehingga bupati/walikota/gubernur semangat,” katanya.
Fasha mengatakan, saat ini Kota Jambi telah berhasil
menurunkan sekitar 3 persen angka stunting tahun 2022. “Insya Allah tahun ini lebih,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Jambi, Al Haris mengatakan, stunting
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) unggul dan Indonesia maju. Sesuai dengan salah satu misi dalam visi
Pemerintah Provinsi Jambi, memantapkan kualitas sumber daya manusia.
“Percepatan Penurunan Stunting dimulai pada masa prakonsepsi
sampai dengan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Untuk meningkatkan
efektivitas dan kualitas pelaksanaan kegiatan dan optimaliasi pelayanan pada
sasaran dalam penurunan stunting,” katanya.
Al Haris memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas
usaha bersama-sama, sehingga dengan harapan bersama pada tahun 2024 Provinsi
Jambi bisa mencapai target yang telah ditetapkan bersama sesuai dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jambi tahun 2021-2024.
“Semoga, dengan diadakannya Harganas tahun 2023 ini, dapat
merealisasikan program kerja yang telah direncanakan oleh masing-masing bidang,
dengan harapan nantinya terjadi gerakan nyata untuk penurunan Stunting di
Provinsi Jambi,” tambahnya.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Bonivasius Prasetya Ichtiarto
mengatakan, negara memberikan 2 (dua) amanah kepada BKKBN yaitu Menjaga
Penduduk tumbuh seimbang dan mewujudkan keluarga berkualitas. Di bidang
kependudukan Indonesia saat ini mengalami titik balik dikarenakan program
Keluarga Berencana selama ini sudah sukses mengantarkan kepada TFR Nasional di
angka 2,14, sedangkan angka TFR di Jambi sudah di angka 2,18 menurut hasil
pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2022; Sehingga tantangan tidak hanya
terfokus pada pengendalian kuantitas penduduk, menekan jumlah kelahiran, namun
bagaimana upaya percepatan peningkatan kualitas penduduk.
“Untuk itu maka peringatan HARGANAS ke-30 mengusung tema
‘Menuju Keluarga Bebas Stunting Indonesia Maju’,” katanya.
Dia menambahkan, kualitas penduduk dan kualitas keluarga
memegang peranan penting dalam pemanfaatan kesempatan bonus demografi yang
harus dapat ditransformasikan menjadi bonus kesejahteraan. Sebagaimana kita
ketahui bahwa celah bonus demografi akan berakhir sekitar tahun 2035 sehingga
kesempatan ini harus bisa dimanfaatkan melalui percepatan peningkatan kualitas
SDM dan salah satu faktor penentunya adalah percepatan penurunan Stunting.
Indonesia telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting
yang cukup siginifikan dari tahun ke tahun, namun masih berasa di atas ambang
batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting.
Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi utama
Indonesia yang belum teratasi. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia
(SSGI) Tahun 2022, prevalensi stunting Jambi turun dari tahun 2021 22,4 menjadi
18 pada tahun 2022. Angka ini tentunya masih jauh dari target yang ditetapkan
yaitu sebesar 14% pada tahun 2024 dan untuk mencapai target tersebut diperlukan
komitmen multipihak di berbagai tingkatan wilayah.
“Di bidang pembangunan keluarga, kita harus mewujudkan
keluarga yang berkualitas dengan indikator indek pembangunan keluarga
(i-Bangga) yaitu indikator keluarga dari faktor kemandirian, ketentraman dan
kebahagiaan,” katanya.(yen)