- Gubernur Al Haris Ajak Semua Pihak Bersatu dan Bersinergi Atasi Karhutla di Provinsi Jambi
- Walikota Maulana Ungkap Strategi Kota Jambi Tekan Stunting, Angkat Pekerja Rentan, dan Capai UHC
- Wawako Diza : Pramuka Bukan Seremoni, Tapi Wadah Pembentukan Karakter Bangsa
- Rakor Bersama Kemenkum, Pemkot Jambi Matangkan Pendirian Koperasi Merah Putih
- Kemas Faried Serahkan Dua Dermaga Apung untuk Dongkrak Wisata Danau Sipin
- Ketua DPRD Kota Jambi Bantu Orang Tua Raffi, Warga yang Mengidap Penyakit Steven Johnson Syndrome
- 149 PKL Kota Jambi Siap Direlokasi, Pemkot Jambi Tegaskan Penertiban Lapak Liar
- Walikota Maulana Hadiri HUT Kota Palembang, Bawa Misi Komwil II APEKSI Bangun Jaringan Antar-Kota
- Pastikan Kesiapan Sekolah Rakyat, Wawako Bersama Wakil KSP dan Gubernur Cek Lapangan
- Siapkan Anggaran Rp7 Miliar, Pemkot Jambi Lanjut Bangun Pedestrian Kolonel Abunjani
Warga Danau Teluk Dibacok karena Dituduh Mata-mata Polisi Terkait Narkoba

Keterangan Gambar : Warga Danau Teluk Dibacok karena Dituduh Mata-mata Polisi Terkait Narkoba
Mediajambi.com - Seorang pria bernama Debi Sandra (38), warga RT 08, Kelurahan Tanjung Raden, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi, menjadi korban pengeroyokan dan pembacokan.Aksi tersebut dilakukan oleh lima orang pria pada Kamis (5/6/2024) sekitar pukul 04.00 WIB.
Tindakan kekerasan itu terjadi lantaran Debi dituding sebagai mata-mata polisi dalam kasus peredaran narkoba. Peristiwa bermula saat Debi ditelepon oleh seorang perempuan bernama Adis Suryani, yang meminta diantarkan ke sebuah rumah di kawasan RT 24, Kelurahan Danau Sipin, Kota Jambi.
Sekira pukul 02.00 WIB, saya ditelepon oleh dia (Adis), dan minta diantar ke bawah (Danau Sipin)," kata Debi kepada media Jumat (13/6/2025) sore.
Tanpa rasa curiga, Debi mengantarkan perempuan yang baru dikenalnya selama kurang lebih tiga bulan tersebut. Sekitar pukul 03.30 WIB, mereka tiba di rumah tujuan.
Debi mengatakan sempat mengobrol dengan Adis selama 30 menit, namun selama itu Adis tampak gelisah. "Cewek ini memang gelisah, keluar masuk rumah gitu," katanya.
Sekitar pukul 04.00 WIB, Debi masuk ke dalam rumah. Di situlah awal mula kejadian pengeroyokan terjadi. Saat itu, ia melihat dua pria berada di dalam rumah.
Tak lama kemudian, tiga pria lainnya menyusul masuk. Debi pun terkurung di dalam rumah bersama lima pria dan satu perempuan dengan kondisi pintu terkunci.
Dalam kondisi tersebut, sempat terjadi adu mulut. Debi mengaku dituduh sebagai informan polisi yang membocorkan peredaran narkoba jenis sabu.
Selain itu, perempuan yang bersamanya juga menuduh telah dipukul oleh Debi, sehingga membuat emosi para pria tersebut memuncak. "Awalnya dipukul tangan kosong, sempat berkelahi. Dan waktu itu saya mau lari gak bisa karena dikunci di dalam rumah, akhirnya saya teriak," katanya.
Debi sempat melakukan perlawanan namun kalah jumlah. Ia kemudian dipukul dan dibacok sebanyak dua kali di bagian kepala. "Setelah warga datang, saya lihat sudah ada darah, ternyata dari kepala saya," jelasnya.
Ia mengaku tidak mengetahui pasti siapa yang membacoknya, namun melihat dua orang pria memegang senjata tajam. "Awalnya satu orang yang mukul, disusul yang lain. Saya gak sadar, pas saya sadar ada darah, saya lihat ada dua orang yang pegang senjata tajam, satu pakai samurai satu lagi pakai pisau," tambahnya.
Dalam kondisi pendarahan, Debi masih sempat pulang ke rumah menggunakan sepeda motor. "Kondisi pusing, saya pulang seorang diri naik motor. Barulah keluarga bawa saya ke rumah sakit," katanya.
Akibat kejadian itu, Debi mengalami luka di kepala dan pelipis sebelah kanan yang harus dijahit sebanyak delapan jahitan. Peristiwa ini pun telah dilaporkan ke pihak kepolisian. "Saya mohon, polisi menangkap semua pelaku yang terlibat," katanya.
Menanggapi kejadian tersebut, Kapolresta Jambi Kombes Pol Boy Sutan Binanga Siregar mengatakan bahwa kasus ini sudah ditangani oleh Satreskrim Polresta Jambi. "Saat ini perkara ditangani oleh Satreskrim Polresta Jambi, dan keberadaan pelaku masih dalam proses penyelidikan," singkat Boy saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp. (*)